Menurut Ubedilah, pernyataan Hasto justru memuat PDIP seolah tengah membuat batasan-batasan demi mendapatkan kekuasaan di tahun 2024 mendatang.
Apalagi, Ubaedillah juga tau bahwa PDIP menyatakan tidak akan berkoalisi dengan dua partai, yaitu Demokrat dan PKS.
Namun, kata dia, alasan yang diutarakan Hasto mengenai hal ini justru memperjelas corak partai yang tidak ideologis.
Sebab menurut pengamatannya, kepemimpinan PDIP cenderung mengamini praktik pragmatisme kekuasaan dan perilaku koruptif, bahkan menurutnya terjadi dimana-mana.
Baca Juga: Arief Munandar: yang Namanya Negara Zionis Israel Ini Memang Sama Sekali Tak Bisa Dipercaya
“Mereka melakukan korupsi paling jahat sepanjang sejarah, karena melakukan korupsi uang bantuan sosial (bansos) yang seharusnya untuk orang miskin,” kata Ubedilah.
Dari situ, Ubedilah memandang PDIP bukan partai yang ideologis. Sehingga, fakta-fakta tersebut membuktikan bahwa koalisi yang dibangun PDIP bukanlah koalisi ideologis, tetapi koalisi pragmatis.
“Jadi tidak layak jika PDIP mengklaim sebagai partai ideologis lalu membangun koalisi Pilpres 2024 dengan basis ideologis, sementara koalisi capres lain dinilai tidak ideologis,” katanya.***