Bertebar di Grup WhatsApp dan Facebook, 500 Hoaks Vaksin Covid-19 Berhasil Dijaring

- 21 Juni 2021, 19:38 WIB
Grup WhatsApp, Facebook, dan pesan berantai jadi media penyalur hoaks tentang vaksin Covid-19.
Grup WhatsApp, Facebook, dan pesan berantai jadi media penyalur hoaks tentang vaksin Covid-19. /CER.EU/

PR BEKASI - 500 informasi hoaks tentang Covid-19 berhasil di jaring Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Riau.

Ratusan hoaks yang beredar di masyarakat rata-rata adalah hoaks tentang vaksin dan vaksinasi Covid-19.

Adapun isian dari hoaks vaksin tersebut mengakibatkan penerima, terutama orang tua dan lansia menolak untuk divaksin.

Baca Juga: Akun Twitter Generasi Muda NU Sebar Video Hoaks Erdogan Cium Tangan Biden, Gus Umar: Jangan Bikin Malu!

Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Satgas Covid-19 Riau, dr Indra Yovi melalui keterangan pers, di Pekanbaru, Senin, 21 Juni 2021.

"Terutama hoaks bertujuan negatif yang dampaknya mengakibatkan orang tua atau lansia dan orang komorbit tidak mau divaksin," ujarnya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Antara.

Yovi menjelaskan, perlunya tindakan meluruskan informasi hoaks yang sudah terlanjut menyebar terkait vaksinasi Covid-19.

Baca Juga: Deretan Hoaks soal Pembatalan Haji 2021, Mulai dari Kuota hingga Dana Haji

Sebaran informasi hoaks tentang vaksin tersebut tak tersaring di grup Facebook, WA, dan pesan berantai.

"Modelnya macam-macam, ada yang mengatakan kalau divaksin tidak boleh dibius, akan tetapi tidak mungkin orang sakit gigi tidak dibius, tentu sakit. Ini tidak benar," tuturnya.

Selain itu, hoaks tentang setelah divaksin harus meminum air kepala agar vaksinya tidak bereaksi.

Baca Juga: Oki Setiana Dewi Bantah Kabar Istri Siri: Insya Allah Hoaks, Umi Pipik dan Uje adalah Guru Saya

Sementara itu, di Provinsi Riau, pemerintah setempat menggunakan vaksin Sinovac untuk vaksinasi.

"Vaksin Sinovac secara umum efektifitasnya 67 persen," katanya.

"Efektifitas vaksin akan terbentuk antibodi setelah 28 hari vaksin kedua. Jadi kalau ada hoaks, saya sudah vaksin pertama, kok kena Covid-19. Tentu wajar karena belum ada antibodi yang terbentuk maksimal," sambungnya.

Baca Juga: Informasi Hoaks Sudutkan Palestina Marak di Media Sosial, Propaganda Israel untuk Mengemis Simpati Barat?

Yovi mengibau kepada masyarakat, walaupun sudah vaksin pertama dan kedua harus tetap menjalankan protokol kesehatan.

Lantas, jangan berpikir setelah divaksin bisa semaunya tanpa mematuhi protokol kesehatan, kata dia.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x