Sebelum Meninggal Dunia, Arief Munandar: Kejahatan Covid-19 adalah Terlalu Bodoh Ditunggangi 'Penjahat'

- 14 Juli 2021, 21:06 WIB
Arief Munandar mengkritik Kristia Budhyarto yang batalkan kajian Ramadhan, dan menyebut karakter dasarnya sebagai buzzer belum hilang.
Arief Munandar mengkritik Kristia Budhyarto yang batalkan kajian Ramadhan, dan menyebut karakter dasarnya sebagai buzzer belum hilang. /Instagram.com/@bangariefm

PR BEKASI - Sebelum dirinya dilaporkan meninggal dunia dalam perawatan akibat covid-19, Sosiolog dan Jurnalis FNN, Arief Munandar menyempatkan untuk tetap mengkritisi kebijakan sosial pemerintah yang belakangan terjadi.

Sebelumnya ia juga membagikan cerita awal mula dirinya bisa menjalani perawatan akibat covid-19 di RSUD Pasar Minggu.

Arief Munandar yang tengah berbaring lemas dengan terpasang ventilator, tetap menyempatkan untuk memberikan kabar terkait kondisi kesehatannya.

Baca Juga: Arief Munandar Meninggal Dunia, Hersubeno Arief: Indonesia Kehilangan Besar Para Ulama dan Cerdik Cendekia 

Dalam unggahannya, Arief Munandar masih sempat mengkritisi kebijakan BUMN yang tengah merugi dengan sindiran, "buat apa jadi Komisaris BUMN".

Ia pun menyoroti sikap Komisaris Independen PT Pelni, Dede Budhyarto yang melakukan perundungan terhadap ketua BEM UI, Leon ketika ramai sindiran untuk Jokowi 'The King of Lip Service'.

Lalu, ia pun menyinggung soal covid-19 yang ditunggangi oleh penjahat untuk berbuat kejahatan.

"Satu-satunya kejahatan si Covid adalah dia terlalu bodoh dan polos sehingga membiarkan dirinya ditunggangi oleh para penjahat untuk memaksimalkan kejahatan mereka!" ucap Arief Munandar.

Baca Juga: Innalillahi, Rizal Ramli Sampaikan Belasungkawa: Duka Cita yang Dalam Atas Kepergian Arief Munandar 

"Jadi si covid ini sekadar alat kejahatan, bukan kejahatan itu sendiri, apalagi penjahatnya," sambungnya.

Seakan meninggalkan pesan tersirat sebelum akhir hidupnya, Arief Munandar menyoroti sejumlah masalah di pemerintahan.

Mulai dari masalah Demokrasi yang dikuasai penuh oleh partai pemerintahan hingga mengulas pernyataan-pernyataan 'meremehkan' covid-19' oleh pejabat di 2020 lalu.

Ia juga menyinggung usulan Anies Baswedan yang lebih awal mengusulkan lockdown atau pengetatan sebelum adanya PPKM Darurat.

Baca Juga: Dibantu Anies Baswedan Temukan Rumah Sakit, Arief Munandar: 8 Jam Lebih, Gue Sempet Gak Dapet Perawatan 

Hingga di akhir ia menyoroti masalah kedatangan WNA ketika pemberlakuan PPKM Darurat

Arief Munandar juga sempat menceritakan awal dirinya terpapar covid-19 sejak 3 Juli 2021 setelah merasakan sejumlah gejala.

Ia pun sempat masuk IGD salah satu rumah sakit di Universitas terbaik di Indonesia, namun sayang di sana ia tidak mendapatkan perawatan yang layak.

"More than 8 hours, gue ngga dapet treatment apa-apa. Akhirnya gue pulang," ucap Arief Munandar.

Baca Juga: Bu Risma Ancam ASN Lelet Dipindahkan ke Papua, Andi Arief: Alam Bawah Sadarnya Rendahkan Papua 

Akhirnya, Arief Munandar pulang. Namun saturasinya di malam itu drop.

"Saturasi gue sempet drop, akhirnya dipaksain keliling cari rumah sakit," ucap Arief Munandar yang telah dipasangkan ventilator.

Ketika kesulitan mencari-cari rumah sakit, ia akhirnya mendapatkan bantuan dari Anies Baswedan dan dirawat di RSUD Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Meski begitu, Arief Munandar sempat berjanji untuk sembuh agar bisa kembali mengkritisi kebijakan pemerintah.***

 

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah