Khutbah Idul Adha Singkat Terbaru 2021: Hikmah dari Sejarah dan Prosesi Idul Adha

- 16 Juli 2021, 08:42 WIB
Khutbah Idul Adha singkat terbaru 2021, menjelaskan mengenai hikmah dari sejarah dan prosesi Idul Adha.
Khutbah Idul Adha singkat terbaru 2021, menjelaskan mengenai hikmah dari sejarah dan prosesi Idul Adha. /Pixabay

Kedua hari raya tersebut, dirayakan dalam bentuk ibadah yang komprehensif: individual-sosial, mikro-makro, tidak ada dikotomi perbedaan kaya-miskin, tua-muda, berpangkat maupun tanpa pangkat, berilmu maupun awam; kesemuanya sholat dalam satu tempat yang sama.

Mendengarkan pesan-pesan agung dari Allah dan Rasul-Nya yang disampaikan oleh khatib.

Merenungkan hikmah ilahiyah dalam setiap prosesi ibadah, tenggelam dalam takdir, tahmid dan tahlil serta beragam pujian kepada sang Khalik.


عن أنس قال: “قدم رسول اللَّه -صلى اللَّه عليه وسلم- المدينة، ولهم يومان يلعبون فيهما، فقال: ما هذان اليومان؟ قالوا: كنا نلعب فيهما في الجاهلية، فقال رسول اللَّه -صلى اللَّه عليه وسلم-: إن اللَّه عز وجل قد أبدلكم بهما خيرًا منهما، يومَ الأضحى، ويوم الفطر[2]

الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر ولله الحمد


Umur ibadah kurban adalah setua sejarah manusia itu sendiri. Berkurban sejatinya merupakan fitrah manusia yang bersumber dari perintah Allah; dan tidak boleh didasari hawa nafsu. Qabil dan Habil diperintah berkurban. Ada kurban yang diterima, ada pula tidak. Kurban yang diterima pastilah kurban yang baik, berkualitas, dan ikhlas. Sebagaimana kambing (kabsy) tercinta Habil daripada panenan (semacam gandum, disebut zuwan atau kuzan) ‘minimalis’ Qabil. (Q.S. al-Maidah 5:27)

Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat Terbaru 2021: Mari Mudahkan Urusan Orang Lain dalam Masa Sulit Pandemi

Dalam Islam, berkurban harus lillahi ta’ala. Karena menjalankan perintah Allah; dan selalu atas perintah Allah. Karena secara literal, kata ‘kurban’ (ق-ر-ب) juga memiliki arti ‘mendekat’. Dari sinilah, kurban memang ditentukan sebagai ibadah yang diantaranya fungsinya adalah mendekatkan diri kepada Allah.

Bagi yang telah memenuhi kriteria: terlebih lagi mampu sangat dilazimkan untuk berkurban; bahkan jika menolak diancam tidak mendekati tempat sholat umat muslim:


مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ، وَلَمْ يُضَحِّ، فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا (Ibnu Majah 3123)

Halaman:

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Unida Gontor


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x