Pemerintah Pasok 'Obat' Covid-19 Tanpa Bukti Ilmiah, Epidemiolog: Perlu Dihabiskan karena Terlanjur Dibeli

- 17 Juli 2021, 16:13 WIB
Ilustrasi. Pakar epidemiologi menyoroti langkah Pemerintah Indonesia dalam menyetok obat terapi Covid-19 yang belum didukung bukti secara klinis.*
Ilustrasi. Pakar epidemiologi menyoroti langkah Pemerintah Indonesia dalam menyetok obat terapi Covid-19 yang belum didukung bukti secara klinis.* /REUTERS/Yves Herman

PR BEKASI - Pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI), dr. Pandu Riono menyoroti pasokan obat terapi Covid-19 di Indonesia.

Seperti yang diketahui, lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia mengiringi tingginya kebutuhan atas obat terapi Covid-19.

Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia berupaya memasok sejumlah obat yang dianggap potensial dalam penanganan terapi Covid-19.

Baca Juga: Ernest Prakasa Geram Obat Covid-19 Diborong dan Dijual Mahal di Lapak Online: Semoga Kalian Kena Karma!

Adapun jenis obat terapi Covid-19 yang digunakan di antaranya Oseltamivir, Favipiravir, dan Remdesivir.

Kendati demikian, dr. Pandu Riono mengungkapkan bahwa obat-obat tersebut belum terbukti secara klinis.

"Padahal obat2 tsb belum didukung oleh bukti ilmiah yg valid," cuit dr. Pandu Riono dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari akun Twitter-nya @drpriono1 pada Sabtu, 17 Juli 2021.

Baca Juga: Luhut Umumkan Bakal Razia Gudang Penimbun ‘Obat’ Covid-19, Susi Pudjiastuti: Masa Razia Dikasih Tahu

Senada dengan dr. Pandu Riono, Kemenkes sebelumnya memaparkan bahwa hingga saat ini belum ada obat yang terbukti secara ilmiah untuk mengobati pasien Covid-19.

Oleh karena itu, menurut dr. Pandu Riono, obat-obat yang terlanjur 'diproduksi' atau dibeli ini harus dihabiskan.

"Jadi tidak heran, obat2 tsb perlu dihabiskan karena terlanjur "diproduksi" atau terlamjur dibeli," lanjutnya.

Baca Juga: Susu Bear Brand Diyakini Bisa Sembuhkan Covid-19, Dokter Faheem Younus: Susu Ini Bukan Obat Covid-19

Plt Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan drg. Arianti Anaya memaparkan jumlah pasokan obat terapi Covid-19 yang tersedia di Indonesia saat ini.

Di antaranya Oseltamivir kapsul sebanyak 11,6 juta tablet, Favipiravir 24,4 juta tablet, dan Remdesivir 148.891 vial.

Ungkapnya, Pemerintah Indonesia saat ini tengah berupaya untuk meningkatkan pasokan Remdesivir melalui impor.

“Memang Remdesivir ini kelihatannya stok kita ada 148.891. Kita sedang mendorong remdesivir untuk impor dan saat ini remdesivir sudah akan sampai lagi di Indonesia dalam 1 sampai 2 hari ini,” kata drg. Arianti.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Twitter @drpriono1 Sehat Negeriku Kemenkes


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah