PR BEKASI - Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid atau akrab disapa Gus Jazil memberikan tanggapan terkait kasus pemberian dana hibah Rp2 triliun dari keluarga almarhum Akidi Tio yang diduga bohong.
Gus Jazil menilai, keluarga almarhum Akidi Tio tidak perlu menjadi tersangka, meski niat memberi dana hibah Rp2 triliun untuk membantu penanganan pandemi Covid-19 tidak terlaksana.
Gus Jazil mengatakan bahwa keluarga almarhum Akidi Tio baru menyatakan niatnya untuk membantu dengan memberikan dana hibah, sementara uangnya belum ada, dan niat membantu bukanlah kesalahan.
"Apa salahnya orang mau membantu?" kata Gus Jazil di Jakarta, Rabu, 4 Agustus 2021, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.
Menurut Gus Jazil, bahkan apabila nanti uang Rp2 triliun itu benar ada dan ditemukan, kemudian keluarga almarhum Akidi Tio batal menyumbangkannya, hal itu tidak bisa disalahkan karena apa yang dilakukan baru niat dan sukarela.
"Semua yang terjadi ini baru mau," ujar Gus Jazil.
Gus Jazil mengatakan, saat ini masyarakat Indonesia sedang mengalami kesulitan, sehingga jika ada orang yang punya niat baik untuk membantu pemerintah tentu harus dihargai.
"Jangankan Rp2 triliun, Rp200 ribu saja sudah sangat berharga. Tetapi jangan kemudian orang yang berkeinginan baik justru menjadi tersangka," ujar Gus Jazil.
Gua Jazil menilai, terkait kasus dana Hibah Akidi Tio, publik tidak perlu saling menyalahkan, begitu juga Polisi tidak bisa disalahkan.
"Apanya yang mau disalahkan? Wong ini orang datang mau menyumbang. Terus sekarang merasa tertipu, ter-prank, apanya yang ter-prank?," ujar Gus Jazil.
"Ya, namanya ada orang mau menyumbang masa Polda disalahkan? Orang mau menyumbang, ya, silakan," sambungnya.
Gus Jazil menilai, pihak kepolisian perlu mengungkap niat keluarga almarhum Akidi Tio soal pemberian dana hibah Rp2 triliun.
Baca Juga: Pesawat Kepresidenan Ganti Warna dari Biru ke Merah, Andi Arief: Strategi Ariel Menghapus Jejakmu
Apakah memang untuk membuat lelucon atau benar-benar mau membantu, atau memang mereka kesulitan untuk mencairkan uang Rp16 triliun yang diklaim ada di Singapura.
"Kalau memang uang itu benar ada di Singapura, tidak ada salahnya pemerintah membantu. Nanti pemerintah dapat Rp2 triliun," ujar Gus Jazil.
"Tapi cerita-cerita begini ini banyak sekali di masyarakat. Dulu ada cerita uang Bung Karno, ada juga bongkar-bongkar makam di Batu Tulis, itu biasa, tidak usah serius-serius," tuturnya.
Terakhir, Gus Jazil mengatakan, publik tidak perlu terlalu serius menanggapi persoalan dana hibah dari keluarga almarhum Akidi Tio.
Menurutnya, berita soal keluarga almarhum Akidi Tio yang berniat memberikan dana hibah sebesar Rp2 triliun itu mirip dengan cerita Abu Nawas mau terbang.
"Pesan yang disampaikan dalam cerita Abu Nawas adalah kita harus berhati-hati dalam menerima sebuah berita. Berita jangan ditelan mentah-mentah," kata Gus Jazil.***