Network
PR BEKASI - Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin memberi tanggapan terkait wajahnya yang dijadikan meme 'King of Penjilat'.
Ali Mochtar Ngabalin mengaku tak keberatan dengan munculnya meme 'King of Penjilat' atau dirinya yang disebut raja penjilat oleh masyarakat.
Ali Mochtar Ngabalin lantas mengimbau masyarakat agar selalu waspada terhadap kelompok radikal berkedok Islam.
"Waspada kelompok intoleran, kelompok radikal berkedok Islam Kaffah," kata Ali Mochtar Ngabalin, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan Twitter @AliNgabalinNew, Senin, 21 Agustus 2021.
Ali Mochtar Ngabalin juga meminta masyarakat mengambil pelajaran dari peristiwa brutalnya kelompok Taliban di Afghanistan.
"Jadikan peristiwa brutalnya Taliban sebagai pelajaran penting. Jangan sekali-kali kita lengah," ujar Ali Mochtar Ngabalin.
Cuitan Ali Mochtar Ngabalin itu pun ramai dikomentari warganet. Tak sedikit warganet yang mengkritik pernyataan tersebut dan menyebut permasalahan di Indonesia bukanlah kelompok radikal.
"Kita indonesia bukan darurat radikal Pak Ali Ngabalin yan terhormat. Kita darurat ekonomi, dan kesehatan. Bapak Ngabalin sebagai orang mewakili pemerintah harusnya memberikan semangat buat rakyat yang lagi kelaparan dan terobosan baru buat menata indonesia ini maju, bukan menakuti rakyat!," cuit akun @Ariansy17061243
"Sekarang sebagian besar rakyat butuh makan, bukan butuh radikal-radikul," cuit akun @gendut54.
"Rakyat ditakut-takuti kelompok radikal terus. Sementara kelompok koruptor dan oligarki berpesta pora di belakang," cuit akun @kata_rezaa.
Baca Juga: Ustaz Yusuf Mansur Kecam Pernyataan Muhammad Kece: Tangkap Langsung, Kepolisian Gak Usah Mikir Lagi
Sebelumnya, Ali Mochtar Ngabalin mengaku tak masalah dirinya disebut sebagai penjilat, karena dirinya menjilat untuk menyelamatkan bangsa dan negara.
Ali Mochtar Ngabalin juga menegaskan bahwa dirinya tidak akan berhenti dan akan terus mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ali Mochtar Ngabalin juga mengatakan bahwa dirinya akan terus mengingatkan masyarakat akan bahaya intoleran, bahaya gerakan-gerakan radikalisme, dan bahaya menggunakan tafsir-tafsir serta ayat Alquran untuk melakukan intimidasi.***
