"Saya setuju dengan Letjen Dudung, ini adalah tuduhan keji dan fitnah untuk memecah belah TNI. Dudung yang pimpin Kostrad diserang Kaum Radikal," katanya.
Ferdinand menilai, tudingan Gatot tersebut dianggap sebagai serangan personal kepada Letjen Dudung.
"Tudingan TNI tersusupi itu saya maknai sebagai serangan personal kepada Letjen Dudung yang memang keras dan tegas terhadap kaum radikalis," kata Ferdinand.
"Dan terkait pernyataan beliau tentang semua agama benar. Dudung potensial jadi Kasad dan benteng Pancasila ingin dihabisi dengan cara fitnah," ucapnya.
Untuk informasi tambahan, pernyataan Gatot soal adanya paham PKI di tubuh TNI disampaikan dalam webinar yang digelar pada Minggu, 26 September 2021.
Gatot mengatakan, seharusnya terdapat diorama yang menggambarkan suasana saat 1 Oktober 1965 atau beberapa jam setelah enam Jenderal dan perwira muda TNI AD diculik PKI.
Seharusnya, lanjut Gatot, ada patung Presiden Soeharto yang kala itu menjabat sebagai Pangkostrad di Museum Dharma Bhakti.
Selain patung Soeharto, patung lain yang disinggung Gatot adalah patung Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) Kolonel Sarwo Edhie Wibowo.
Lalu ada patung Menteri/Panglima TNI Angkatan Darat Jenderal AH Nasution.