Baca Juga: WHO Secara Resmi Tetapkan Nama Baru bagi Virus Corona
Ada beberapa sebab fenomena langka itu terjadi, menurutnya pertama, adanya “triggered off-fault seismicity” yaitu munculnya aktivitas gempa-gempa dengan jumlah banyak karena terpicu di jalur sesar yang berada di luar bidang sesar gempa utama.
Bahkan saat gempa utama pada 26 September 2019 lalu, gempa tersebut memicu aktifnya beberapa percabangan sesar (fault splay) dan segmen sesar yang berada di sekitar sesar utama. Sehingga aktivitas gempa menjadi semakin meluas dan gempa terus terjadi.
Selanjutnya, kedua karena kondisi batuan di zona gempa Ambom memiliki karakteristik rapuh (brittle) dan tidak elastis (ductile) sehingga mudah mengalami rekahan (rupture) yang mengakibatkan banyak gempa susulan.
Baca Juga: Pengurangan Penggunaan Plastik Jadi Prioritas yang Diajukan dalam Musrenbang Tambun Selatan
Ketiga, gempa yang terjadi di Ambon memiliki “stress drop” yang rendah. Menurut beberapa hasil penelitian, gempa dengan “stress drop” rendah cenderung akan menghasilkan gempa susulan yang banyak.
“Jika sebaran pusat gempa membentuk pola kelurusan, maka ini merupakan salah satu indikasi adanya sesar aktif,” tambahnya.
Untuk mengidentifikasi strukturnya, maka perlu dilakukan upaya identifikasi struktur sesar di dasar laut antara Ambon dan Haruku.
Identifikasi sesar aktif ini sangat penting untuk menyusun peta sesa aktif baru yang nantinya bisa dijadikan sebagai acuan atau kajian bahaya dan risiko gempa bumi dan tsunami di Ambon dan sekitarnya.***
View this post on InstagramEditor: M Bayu Pratama
Sumber: BMKG
Tags
Artikel Pilihan
Terkait
Terkini
Wacana Pemerintah Indonesia Izinkan Kewarganegaraan Ganda Tuai Sorotan Media Asing
1 Mei 2024, 17:45 WIB Jadwal Pelayanan SIM Polres Yogyakarta Bulan Mei 2024, Ada di MPP Balai Kota
1 Mei 2024, 09:30 WIB Jadwal Pelayanan SIM Polres Kulonprogo Bulan Mei 2024
1 Mei 2024, 07:35 WIB Timnas Indonesia Vs Irak U23 Bakal Dipimpin Asisten Wasit Var yang Sama Pas Lawan Uzbekistan
30 April 2024, 22:24 WIB