Masyarakat Diminta Tak Denial dengan Hasil Tes Covid-19, Dokter Dirga Sebut Kesalahan PCR Hanya 1 Persen

- 9 Februari 2022, 13:40 WIB
Ilustrasi PCR. Petugas kesehatan menunjukkan sampel tes Swab PCR COVID -19 untuk guru dan siswa saat pelacakan kluster sekolah di SMA N 1 Bantul, D.I Yogyakarta, Sabtu (5/2/2022). Pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah itu dihentikan hingga pekan depan menyusul belasan siswa yang terkonfirmasi positif COVID-19 dan sekitar 800 siswa serta guru mengikuti pelacakan melalui Swab PCR . ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/rwa.
Ilustrasi PCR. Petugas kesehatan menunjukkan sampel tes Swab PCR COVID -19 untuk guru dan siswa saat pelacakan kluster sekolah di SMA N 1 Bantul, D.I Yogyakarta, Sabtu (5/2/2022). Pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah itu dihentikan hingga pekan depan menyusul belasan siswa yang terkonfirmasi positif COVID-19 dan sekitar 800 siswa serta guru mengikuti pelacakan melalui Swab PCR . ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/rwa. /Andreas Fitri Atmoko/Antara Foto

Tugas Anda, pertama Isolasi 10-14 hari. Kedua jangan tularkan,” tuturnya.

Ia pun cukup jika ada pihak-pihak yang ngotot tak percaya hasil tes PCR.
“Ribet amat,” ujarnya.

Sebelumnya, ia pun meminta masyarakat tidak menganggap remeh Covid-19.

Covid-19 varian Omicron memanglah tidak memberikan efek parah dibanding varian delta.

Ringannya dampak yang dirasakan pasien karena telah mendapatkan vaksinasi Covid-19.

Pada Omicron, terlihat jelas, keparahan lebih ringan dari Delta,” ujarnya.

Namun Covid-19 varian Omicron bisa menjadi berbahaya bagi para lansia, komorbid dan yang tidak menerima vaksinasi.***

Halaman:

Editor: Nopsi Marga


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah