Kenang #14TahunGempaJogja, Seorang Rektor Berbagi Ceritanya dan Sampaikan Pesan Penting

- 27 Mei 2020, 15:20 WIB
BANGUNAN porak poranda usai gempa berkekuatan 5,9 Skala Richter mengguncang daerah Bantul, Yogyakarta.*
BANGUNAN porak poranda usai gempa berkekuatan 5,9 Skala Richter mengguncang daerah Bantul, Yogyakarta.* /Twitter @pemkabbantul/

Baca Juga: Saham Asia Tersandung Akibat Meningkatnya Ketegangan yang Terjadi di Hong Kong

Warga semakin kalut dan berlarian tak tentu arah hingga menimbulkan kemacetan di jalanan.

Tak lama usai guncangan, warga wilayah atas yakni daerah Sleman sekitar Kaliurang mendapat isu gunung akan meletus.

Sementara warga di bawah yakni wilayah pesisir hingga Kota Yogyakarta mendengar isu tsunami yang kabarnya sudah mencapai wilayah Plengkung Gading saat itu.

Warga semakin panik, di tengah kepanikan mereka tak berpikir apakah kabar tersebut hoaks atau bukan. Intinya mereka mencari keselamatan dan berlarian tak tentu.

Baca Juga: Objek Wisata di NTT Dibuka Mulai 15 Juni 2020, Wisatawan Mancanegara dan Domestik Bisa Datang 

Menurut Musni, usai guncangan itu mereda, begitu banyak kerusakan yang terjadi di sana, ribuan nyawa melayang. Tim evakuasi dan relawan mulai diterjunkan untuk melakukan misi penyelamatan.

Selain itu, bantuan darurat pun berdatangan dan disalurkan kepada warga. Sebagian warga ada yang tinggal di barak pengungsian ada pula yang memilih bertahan di halaman rumah maupun jalan dekat rumah mereka.

Hari itu tidak ada warga yang berani masuk ke dalam rumah. Semuanya dilanda ketakutan dan trauma.

Mengenang kejadian bencana alam tersebut, Musni juga mengatakan bahwa banyak hal yang bisa dipetik untuk menjadi pelajaran bersama.

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x