Lebih lanjut, Agie menjelaskan periode kemarau bisa terlihat dari tutupan awan yang cukup minim sehingga menghalangi radiasi secara langsung. Fenomena ini membuat kondisi menjadi cukup panas atau cukup terik saat di luar ruangan.
“Terutama di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara,” ucapnya.
Pada akhir Juni lalu, BMKG telah menyampaikan bahwa setidaknya 51,2 persen wilayah Indonesia telah mengalami musim kemarau. Wilayah itu meliputi pesisir timur Aceh, bagian barat Sumatra Utara, dan pantai timur Riau-Jambi.
Selain itu, di pesisir utara Banten, Jawa Barat bagian utara, Jawa Tengah bagian utara dan timur, dan sebagian besar Jawa Timur.
Baca Juga: Sering Keliru, Berikut Cara Memasak Bayam yang Benar Menurut Peneliti Agar Kandung Tidak Hilang
Serta sebagian Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat bagian selatan, pesisir selatan Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara bagian utara, Pulau Buru, dan Papua Barat bagian timur.
Patut diketahui, puncak musim kemarau didefinisikan sebagai bulan atau periode waktu terkering dengan curah hujan yang turun di wilayah yang sedang mengalami kemarau berada pada tingkat paling rendah atau minimum.
Sehingga tidak heran jika menuju puncak musim kemarau, sejumlah wilayah kerap dilanda kekeringan.***