Kemenparekraf Dukung Tur Virtual Interaktif, Simulasi Wisata untuk Para Turis

- 25 Agustus 2020, 16:33 WIB
Tur Virtual Interaktif
Tur Virtual Interaktif /Kemenparekraf


PR BEKASI – Sejak kemunculan wabah pandemi COVID-19, pariwisata adalah sektor yang paling terkena dampaknya.

Pandemi menyebabkan para wisatawan tidak bisa bepergian ke tempat yang ingin mereka kunjungi akibat pembatasan aktivitas di luar rumah dan penutupan bandar udara di setiap negara.

Namun, untuk mengantisipasi hal itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendorong para pemandu wisata atau pramuwisata untuk melakukan tur virtual interaktif sebagai upaya membangkitkan kembali sektor pariwisata Indonesia.

Baca Juga: Kembali Alami Lonjakan Baru Kasus Covid-19, Sekolah di Korea Selatan Lakukan Belajar Daring

“Pandemi COVID-19 telah mengakselerasi perkembangan teknologi, salah satunya di sektor pariwisata, maka kegiatan tur virtual interaktif dapat menjadi alternatif bagi para pramuwisata agar bisa terus berkarya sekaligus memperkenalkan pariwisata daerahnya kepada para wisatawan,” ucap Muhammad Neil El Himam, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs resmi Kemenparekraf.

Tur virtual interaktif merupakan kegiatan wisata dimana wisatawan dan pramuwisata dapat saling berinteraksi sambil menikmati potensi wisata yang ada dalam suatu destinasi wisata melalui platform sosial media atau aplikasi video conference seperti Zoom.

Tujuan pengembangan tur virtual interaktif ini adalah untuk membangkitkan pariwisata Indonesia di masa pandemi.

Baca Juga: Cegah Penularan Covid-19 di Ruang Tertutup, Reisa Broto: Protokol Kesehatan Lengkap Perlu Saat Rapat

Selain itu, untuk memberikan alernatif hiburan atau teaser ke masyarakat agar tergerak untuk berwisata kembali, mempromosikan pariwisata Indonesia, dan menciptakan ekosistem digital sektor kepariwisataan.

Neil juga menyatakan bahwa tur virtual ini bisa meningkatkan devisa negara dan bisa menjadi sarana edukasi wisatawan, terutama wisatawan asing, mengenai tradisi dan budaya Indonesia.

“Jadi kami berharap agar edukasi di bidang sejarah akan lebih efektif jika dilakukan oleh orang-orang yang tinggal di tempatnya langsung dan diterangkan dengan cara yang menarik dan interaktif. Tentunya ini akan membuat pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan,” tutur Neil.

Baca Juga: Terapkan Eko Sirkular Atasi Masalah Sampah, Luhut B Pandjaitan: Semoga Bisa Buka Lapangan Kerja Baru

Pihak Kemenparekraf juga memberikan pelatihan kepada para pramuwisata, selain pelatihan mengenai protokol kesehatan, pelatihan tur virtual interaktif juga diberikan agar pramuwisata tahu bagaimana cara mengemas, menceritakan lewat video, dan menarasikan potensi-potensi yang ada di daerah dengan semenarik mungkin.

“Tur virtual interaktif ini menjadi simulasi apa saja potensi wisata yang dapat dirasakan oleh wisatawan ketika telah diperbolehkan lagi untuk bepergian. Jadi, wisata vrirtual bukan menggantikan wisata pada umumnya, tapi sebagai persiapan bagi wisatawan sebelum berkunjung ke destinasi wisata nanti,” ucap Reza Permadi selaku Chief Operation Officer dan Co-Founder Atourin.

Salah satu kelebihan dari tur virtual adalah pramuwisata bisa membawa wisatawan ke lokasi terlarang yang kalau mereka melakukan tur secara fisik, mereka tidak diperbolehkan masuk ke area tertentu.

Baca Juga: Sudah Bisa Didengarkan, BTS Rilis Veris EDM dan Akustik Lagu 'Dynamite'

Chief Marketing Officer Traveloka sekaligus CEO Traveloka Xperience, Christian Suwarna, menyatakan bahwa pihaknya juga telah menyediakan platform digital bernama Traveloka Online Xperience yang bisa mempertemukan pramuwisata dengan wisatawan agar kedua pihak saling bertemu dalam tur virtual.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Kemenparekraf


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah