Bukan Kendaraan Bermotor, PLTU Batu Bara Jadi Penyumbang Utama Polusi Udara Jakarta

- 26 Agustus 2023, 16:37 WIB
Penerapan WFH bagi ASN di lingkungan Pemprov DKI Jakarta dinilai tidak mampu mengurangi dampak polusi udara yang semakin parah. /freepik
Penerapan WFH bagi ASN di lingkungan Pemprov DKI Jakarta dinilai tidak mampu mengurangi dampak polusi udara yang semakin parah. /freepik /

PATRIOT BEKASI – Penerapan aturan bekerja dari rumah (WFH) bagi aparatur sipil negara (ASN) oleh Pemprov DKI Jakarta dinilai tidak mampu menurunkan tingkat polusi udara.

Hal tersebut diungkapkan oleh lembaga Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA).

Seperti diketahui, sebelumnya Pemprov DKI Jakarta telah menerapkan kebijakan WFH bagi ASN di wilayahnya.

Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi tingkat polusi tinggi akibat penggunaan kendaraan bermotor di Jakarta.

Baca Juga: Link Streaming Persib Bandung vs RANS FC Pekan 10 BRI Liga 1: Cek Klasemen dan Prediksi Skornya di Sini

Akan tetapi, CREA menilai bahwa WFH tidak akan berpengaruh dalam mengurangi polusi udara di Jakarta yang saat ini semakin parah.

Pasalnya, penyumbang polusi udara di Jakarta bukanlah kendaraan bermotor, melainkan PLTU batu bara yang berada di sekitar Jakarta.

Seperti diketahui, wilayah DKI Jakarta dilanda polusi udara tinggi dan terus-menerus dalam beberapa waktu terakhir.

Rata-rata polusi udara di Jakarta mencapai tingkat PM2.5 yang diketahui telah melebihi pedoman Badan Kesehatan Dunia (WHO), yaitu sekitar 7 kali lipat.

Baca Juga: Segera Berhenti Merokok! 85 Persen Kasus Kanker Kepala dan Leher Disebabkan Tembakau

Selain itu, tingkat polusi udara di Jakarta juga diketahui sangat berkorelasi dengan model semburan emisi buang yang dihasilkan PLTU batu bara di sekitarnya.

Dikatakan Lead Analyst CREA, Lauri Myllyirta pada Jumat, 25 Agustus 2023 bahwa ini secara jelas menunjukkan PLTU batu bara sangat berpengaruh terhadap polusi udara di Jakarta.

“Kami telah mengidentifikasi selusin PLTU batu bara di sekitar Jakarta, yang berlokasi di Banten dan Jawa Barat,” katanya, dikutip PatriotBekasi-pikiranrakyat.com dari PMJ News pada Sabtu, 26 Agustus 2023.

Dikatakan olehnya bahwa tingkat polusi udara di Jakarta meningkat karena angin bertiup dari lokasi yang terdapat PLTU batu bara.

“Ini menunjukkan bahwa PLTU batu bara adalah bagian dari masalah polusi udara di Jakarta,” tambahnya.

Berdasarkan hasil pemodelan CREA, ditemukan fakta bahwa PLTU batu bara telah menyebabkan sekitar 2.000 kematian akibat polusi udara setiap tahunnya di Jakarta.

Lebih jauh lagi, temuan tersebut juga menujukkan bahwa polusi udara di Jakarta terdiri dari campuran emisi lokal yang terjadi di dalam kota yang salah satunya dihasilkan kendaraan bermotor.

Hal ini juga semakin ditambah dengan polutan jarak jauh yang terbawa oleh angin dari berbagai daerah di sekitar Jakarta.

Baca Juga: Kasus Bayi Tertukar Hingga Satu Tahun, Kapolres Bogor: Hasil Tes DNA 99,99 Persen Tertukar

Untuk mencegah polusi udara di Jakarta semakin parah, CREA meminta pihak berwenang untuk melakukan rencana aksi regional di semua sektor utama penyumba emisi.

Diketahui, selain menjalankan WFH bagi para ASN, Pemprov DKI Jakarta juga telah melakukan penyiraman jalan dan taman untuk mengurangi dampak polusi udara.

Namun, hal tersebut dinilai belum cukup sehingga harus dilakukan pencegahan yang lebih besar lagi.***

Editor: M Hafni Ali

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah