Pulau Jawa Tiga Kali Dilanda Gempa Dangkal dalam Waktu Berdekatan, BMKG Beri Sinyal Bahaya

- 4 September 2020, 19:20 WIB
Sejumlah rumah warga rusak akibat guncangan gempa yang melanda Sukabumi sebanyak dua kali.
Sejumlah rumah warga rusak akibat guncangan gempa yang melanda Sukabumi sebanyak dua kali. /Dok. BPBD/

PR BEKASI  - Beberapa wilayah di pulau Jawa selama dua hari terakhir diguncang gempa.

Guncangan itu terjadi karena gempa bumi kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat adanya aktivitas sesar aktif di daratan Pulau Jawa.

Hal tersebut patut diwaspadai karena berisiko menimbulkan kerusakan, demikian catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Baca Juga: Ceritakan Kisah Perjuangan Miliki Momongan, Zaskia Sungar dan Irwansyah Banjir Dukungan 

"Gempa akibat aktivitas sesar aktif, meskipun magnitudonya tidak terlalu besar maka patut diwaspadai. Keberadaan sesar aktif yang jalurnya dekat kawasan permukiman tentu sangat berisiko dapat menimbulkan kerusakan dan juga korban jiwa," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Jumat 4 September 2020. Seperti dilansir Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

BMKG mencatat empat kali adanya gempa kerak dangkal yaitu Gempa Dieng dengan magnitudo 2,2 pada Kamis 3 September 2020, pukul 05.00.36 WIB dengan lokasi episenter pada koordinat 7,12 LS dan 109,78 BT tepatnya di darat pada jarak 14 km arah utara Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, kedalaman 10 km, dan dirasakan di Dieng I-II MMI.

Lalu, gempa Sukabumi bermagnitudo 2,7 pada hari yang sama, pukul 20.42.39 WIB lokasi episenter pada koordinat 7,08 LS dan 106.95 BT tepatnya di darat pada jarak 18 km arah tenggara Kota Sukabumi, Jawa Barat, kedalaman 10 km dan dirasakan di Kecamatan Nyalindung Sukabumi II-III MMI.

Baca Juga: Setelah Jatuh dari Tempat Tidur, Saat Rayakan Tahun Ke-37 Luna Maya Jatuh dari Sepeda 

Sedangkan hari ini Jumat, 4 September 2020 terjadi gempa di Bantul dengan magnitudo 3,1 pukul 00.07.15 WIB.

Lokasi episenter pada koordinat 7,93 LS dan 110,48 BT di darat pada jarak 15 km arah barat laut Gunungkidul, Yogyakarta, kedalaman 5 km dan dirasakan di Bantul II MMI.

Selain di Bantul, aktivitas gempa pun tercatat hari ini di Sukabumi dengan magnitudo 3,3, pukul 13.30.52 WIB lokasi episenter pada koordinat 7,11 LS dan 106,93 BT tepatnya di darat pada jarak 20 km arah tenggara Kota Sukabumi, Jawa Barat, kedalaman 4 km dan dirasakan di Kecamatan Nyalindung Sukabumi II-III MMI.

Jenis keempat gempa itu sama yaitu gempa tektonik yang merupakan jenis gempa kerak dangkal, akibat aktivitas sesar aktif. 

Baca Juga: Peneliti Florida Ingatkan untuk Jangan Lepas Masker meski Pakai Face Shield

Gempa Dieng dipicu oleh sesar lokal di sekitar Pegunungan Dieng, Gempa Sukabumi dipicu oleh aktivitas sesar aktif di zona Cipamingkis, dan Gempa Bantul dipicu oleh aktivitas penyesaran di zona Sesar Opak.

Dia mengatakan untuk menyebabkan terjadinya kerusakan bangunan rumah, gempa akibat sesar aktif dangkal tidak harus berkekuatan besar.

BMKG mencatat sejak 2015 di Pulau Jawa setidaknya terjadi lima kali gempa merusak yang dipicu oleh aktivitas sesar aktif yang berkedalaman dangkal dengan magnitudo kurang dari 5,0.

Tercatat gempa Madiun magnitudo 4,2 pada 25 Juni 2015, gempa Pangalengan magnitudo 4,2 pada 6 November 2016, gempa Garut magnitudo 3,7 pada 18 Juli 2017, gempa Banjarnegara magnitudo 4,4 pada 18 April 2018 merusak lebih dari 316 bangunan rumah, dan gempa Lebak magnitudo 4,4 pada 7 Juli 2018.

Baca Juga: Peneliti Florida Ingatkan untuk Jangan Lepas Masker meski Pakai Face Shield

Semua rentetan gempa kecil tersebut berkekuatan kurang dari magnitudo 5,0.

Untuk itu, katanya, dengan fakta dan data tersebut di atas, aktivitas sesar aktif di daratan dan utamanya dekat dengan kawasan permukiman patut diwaspadai.

"Gempa tidaklah membunuh dan melukai karena yang menimbulkan korban jiwa yang sebenarnya adalah bangunan tembok dengan yang kualitas rendah asal bangun tanpa mengacu aturan bangunan tahan gempa sehingga saat terjadi gempa bangunan tembok seperti itu dapat roboh dan menimpa penghuninya," ujar Daryono.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah