Antisipasi Serbuan Impor dan Tingkatkaan Daya Saing yang Sehat, Pemerintah Wajibkan SNI Pada Sepeda

- 9 September 2020, 13:24 WIB
Ilustrasi sepeda, pemerintah mewajibkan SNI untuk meningkatkan daya saing industri dalam negeri./PIXABAY/MichaelGaida
Ilustrasi sepeda, pemerintah mewajibkan SNI untuk meningkatkan daya saing industri dalam negeri./PIXABAY/MichaelGaida /

 

PR BEKASI - Untuk meningkatkan daya saing industri sepeda dalam negeri terhadap produk sepeda impor, pemerintah melakukan penerapan sistem manajemen mutu dan Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia (SPPT SNI).

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Doddy Rahadi mengatakan, dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 30 Tahun 2018 tentang SNI Sepeda Roda Dua Secara Wajib, memiliki tujuan untuk mengantisipasi serbuan impor sepeda serta melindungi industri nasional melalui penciptaan persaingan usaha yang sehat.

"Dalam implementasinya, penerapan sistem manajemen mutu adalah syarat untuk memperoleh SPPT SNI," ujar Doddy dilansir dari situs resmi Kemenperin.

Baca Juga: DKI Jakarta Tawarkan Lima Proyek Invetasi kepada Singapura, Anies Baswedan: Kami Beri Dukungan Penuh

Doddy mencontohkan, dua unit litbang di bawah binaannya yang berlokasi di Bandung, yakni Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) serta Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) telah memfasilitasi PT. Kreuz Indonesia perihal bimbingan teknik penerapan sistem manajemen mutu dan pelayanan SPPT SNI.

PT. Kreuz Indonesia merupakan salah satu produsen sepeda nasional yang mulai berkembang seiring terjadinya peningkatan order dari pasar domestik.

“Pada awalnya, CV Kreuz membuat rangka sepeda lipat dengan kapasitas mencapai 10-15 unit per bulan. Seiring waktu, terutama dampak pandemi yang membuat masyarakat lebih giat berolahraga dengan bersepeda, pesanan rangka sepeda lipat Kreuz pun semakin meningkat tajam sebanyak 100 unit per bulan, dan berubah dari CV menjadi PT,” ujar Dody.

Baca Juga: Malu Ketahuan Minum Amer Jadi Motif Sebarkan Hoaks, Prada MI Jadi Tersangka Perusakan Polsek Ciracas

Doddy menyampaikan, supervisi penerapan sistem manajemen mutu diberikan oleh B4T, sedangkan layanan sertifikasi SNI dan pengujian diberikan oleh BBLM.

“Bimbingan teknik yang diberikan oleh B4T meliputi pelatihan pengenalan, pemahaman dan dokumentasi sistem manajemen mutu atau Quality Management System (QMS) SNI ISO 9001:2015 kepada PT. Kreuz Indonesia,” ujar Dody.

Selain itu B4T juga memberi pendampingan dalam penerapan sistem manajemen mutu dan persiapan informasi terdokumentasi dalam rangka pemenuhan persyaratan SNI ISO 9001:2015 tersebut.

Baca Juga: Rilis Bulan Depan, Aplikasi Buatan Indonesia, Hi App Siap Berasing dengan Aplikasi Chating Lainnya

Sementara itu, BBLM memberikan layanan pengujian dan SPPT SNI 1049:2008 agar industri sepeda nasional dapat memenuhi kualitas yang telah diatur dalam aturan SNI.

“BBLM juga telah melakukan kunjungan industri, sosialisasi prosedur permohonan SPPT SNI, titik kritis (critical point) pengendalian mutu dan proses produksi sesuai skema sertifikasi dalam Permenperin 30/2018,” ujar Dody.

Doddy menegaskan, bentuk dukungan BPPI kepada PT. Kreuz Indonesia dalam rangka pengembangan industri sepeda nasional agar bisa kompetitif sehingga menurunkan angka impor dan mengoptimalkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) pada industri sepeda di tanah air.

Baca Juga: Bukannya Takut, Masyarakat Bojonggede Malah Kompak Bantu Warga yang Terjangkit COVID-19

Sementara itu, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang mengatakan bahwa pihaknya bertekad untuk semakin memperdalam struktur manufaktur pada industri sepeda di dalam negeri.

Hal ini guna mendorong tumbuhnya produsen komponen sehingga dapat lebih mengoptimalkan penggunaan produk lokal dalam mata rantai produksi sepeda.

“Kami akan koordinasikan dengan berbagai pihak, terutama sektor industrinya itu sendiri untuk bisa mengembangkan sepeda dengan komponen-komponen yang diproduksi di dalam negeri,” tutur Agus.

Baca Juga: Jawa Barat Butuh 30 Rumah Sakit Lagi untuk Maksimalkan Pelayanan Kesehatan

Menperin melihat, peluang bisnis industri sepeda sangat lebar, terutama minat masyarakat dalam menjaga kesehatan dengan sepeda pada masa pandemi seperti saat ini.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Sepeda dan Mainan (APSMI) Eko Wibowo mengakui bahwa pasar domestik terus bertumbuh, pasar ekspor juga dinilai terbuka bagi pabrikan Indonesia.

“Selain Eropa, peluang juga bisa disasar di pasar Amerika Serikat untuk produk sepeda kelas tertentu,” ujarnya.

Baca Juga: Diduga Muncul Penyakit Misterius, AstraZeneca Hentikan Uji Coba Vaksin COVID-19

APSMI mencatat, kapasitas produksi dalam negeri hanya berkisar 2,5-3 juta unit dinilai masih kurang jika melihat kebutuhan sepeda dalam negeri saat ini mencapai 7 juta unit.

“Jadi sekarang tinggal bangun ekosistemnya. Selain itu, perkuat industri kecil untuk memasok komponen agar tidak terjadi kekosongan bahan baku dan industri ini bisa berkembang bersama,” katanya.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Kemenperin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah