Baca Juga: Selain Kopi Luwak, Kini Ada Varian Baru Kopi dan Teh dari Kotoran Gajah, Berani Coba?
Hal tersebut terbukti dengan pendapat masyarakat desa terhadap Hoho sebagai Kepala Desa yang memiliki tato.
Salah seorang Warga Purwasaba, Sutarno yang lebih mementingkan komitmen kades untuk memakmurkan dan mensejahterakan warganya.
"Biasa saja lah. Masalah tato itu kan luas bukan hanya pak Kades yang pasang. Yang penting desanya aman dan maju. Kalau pertemuan juga ramah dan memperhatikan masyarakat," ujarnya.
Baca Juga: Dirampok dan Diperkosa Ramai-rama di Depan Ketiga Anaknya, Publik Marah Usai Polisi Salahkan Korban
Sementara itu, warga desa lain seperti Rosiyah mengungkapkan hal yang serupa.
"Nggak papa, yang penting kan mau memajukan dan membangun desa," ungkapnya.
Seorang nenek di Desa Purwasaba, Suliati juga mengatakan hal yang senada. Menurutnya kepribadian seseorang tidak dapat hanya dinilai dari bertato atau tidak.
"Buat mbah mboten napa-napa (Buat nenek tidak apa-apa), sae kok (bagus kok). Kan itu untuk kesehatan," ujarnya sambil tertawa.***