Antisipasi Peningkatan Klaster Keluarga, Khofifah Indar Parawansa Tambah RS Darurat di Malang

- 19 September 2020, 19:24 WIB
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. /Humas Pemprov Jatim

PR BEKASI – Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Jawa Timur (Jatim) akan menambah Rumah Sakit (RS) Darurat Lapangan.

Dikabarkan bahwa RS Darurat Lapangan yang berada di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekkes) Malang akan ditambah satu lagi.

Pada Sabtu, 19 September 2020 Pikiranrakyat-Bekasi.com mengutip dari RRI, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa berkesempatan melakukan peninjauan langsung mengenai keberadaan Poltekkes yang direncanakan menjadi RS Darurat Lapagan.

Baca Juga: Arief Budiman Positif Covid-19, DPR: Pilkada Serentak Tetap Akan Dilakukan, Karena Itu Amanat UU

Dikabarkan juga bahwa nantinya RS Darurat Lapangan tersebut berkapasitas sebanyak 200 tempat tidur.

Menurut Khofifah, saat ini pihaknya ada dalam posisi mempersiapkan perizinan kepada Menteri Kesehatan.

Ia menuturkan bahwa semua dalam konfirmasi dan koordinasi antara lain jumlah Tempat Tidur, jumlah tenaga kesehatan, dokter, perawat, maupun sanitarian.

“Semua terlapor, itulah yag dilaporkan oleh masing-masing rumah sakit rujukan ke All Record namanya. All Record itu mendapatkan laporan dari Jawa Timur ini 127 rumah sakit rujukan seluruh Indonesia,” kata Khofifah.

Baca Juga: Pembangunan Desa Jalan di Tempat, DPR Minta Pemerintah Tingkatkan Akurasi Data

Selan itu, dia menyampaikan bahwa penyiapan RS Darurat di Malang tersebut, menjawab hasil rapat koordinasi (rakor) yang dilaksanakan dengan Menteri Kordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves).

Sesuai dengan instruksi Presiden, Pemerintah Daerah (Pemda) dari 9 Provinsi harus mewaspadai meningkatnya klaster keluarga.

Khofifah mengungkapkan, terkait klaster keluarga karena ada kemungkinan pasien COVID-19 yang semula isolasi di rumah. Kemudian ada kemungkinan sanitasi maupun ventilasinya kurang cukup serta dari anggota keluarga tetap bersapa pada saat bertemu.

“Maka kemungkinan terjadinya penyebaran di dalam rumah, itu menjadi kewaspadaan baru,” kata Khofifah.

Baca Juga: Ngeyel Tidak Mau Pakai Masker, Perempuan Ini Diseret Paksa Satpam Mal

Khofifah menegaskan yang harus diantisipasi dengan solusi, antara lain adalah disiapkan tempat bagi mereka yang sudah terkonfirmasi positif untuk langsung dibawa ke tempat isolasi.

“Tidak semua harus berbasis rumah sakit, karena yang ringan sampai sedang, cukup dengan Rumah Sakit Darurat Lapangan seperti di Indrapura, dengan kesembuhan 100 persen dan meninggal 0 persen,” katanya .

Sementara, saat ini sedang dilakukan koordinasi dengan Pangdan dan Kapolda, serta dari tim Kuratif dan Tracing Pemprov.

Karena Pusteker, menurut Khofifah, sudah beberapa kali dilakukan koordinasi akan menjadi salah satu tempat isolasi.

Baca Juga: Tiga Karyawan Lokal Migas di Kepulauan Anambas Positif Covid-19

Menurutnya, bukan hanya Kota Malang yang memungkinkan untuk bisa mengomunikasikan dengan anggota keluarganya apabila ada yang terkonfirmasi positif, sebaiknya tidak melakukan isolasi mandiri di rumah.

Namun, ia menjelaskan kecuali rumahnya dengan ventilasi yang cukup dan masing-masing anggota keluarga memahami protokol yang diterapakan.

Bahwa saat melakukan isolasi, kontak dengan keluarga lainnya harus dibatasi bahkan dihentikan dulu setelah dinyatakan sembuh.

“Kalau di ruang isolasi seperti tadi misalnya, mereka akan ketemu dengan sama-sama yang terkonfirmasi positif. Tetapi dalam keadaan ringan sampai sedang, itu yang ada di Rumah Sakit Darurat Lapangan dan kesembuhannya 100 persen sampai hari ini,” ucapnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x