Hingga Agustus tahun ini, jumlah kumulatif badak jawa berdasarkan data terakhir KLHK mencapai 74 individu.
Masing-masing terdiri dari 40 jantan dan 34 betina, dengan komposisi umur yakni 15 badak adalah individu anak dan 59 merupakan klaster usia remaja hingga dewasa.
Wiranto juga memastikan perihal ketersediaan pakan spesies terancam punah itu di smenanjung Ujung Kulon masih relatif sangat baik.
Sehingga menjadi daya dukung kehidupan dan perilaku badak jawa pada saat ini dam masa yang akan datang.
Menurut Wiranto, walaupun dalam situasi pandemi COVID-19, monitoring lapangan terus dilakukan di antaranya melalui video kamera jebak yang masih akan terus berlanjut.
Kegiatan monitoring dan pengamanan secara penuh tersebut terus dilakukan hingga akhir Desember 2020 mendatang.
“Pengambilan data dan observasi habitat terus dilakukan. Pandemi ini tidak menghentikan kegiatan lapangan KLHK khususnya petugas konservasi di TN Ujung Kulon dan taman nasional lainnya di Indonesia,” ungkap Wiranto.
Menurutnya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya memerintahkan patroli dan kegiatan perlindungan kawasan konservasi.
Hal tersebut dilakukan juga terhadap satwa liar untuk tetap dilaksanakan di masa pandemi COVID-19.
Editor: M Bayu Pratama
Sumber: ANTARA