Nahor mengungkapkan bahwa program kementerian untuk menunjang proses belajar mengajar itu kemungkinan bisa diterapkan di wilayah Indonesia bagian lain, tetapi tidak untuk di wilayah Yalimo, termasuk beberapa kabupaten di pegunungan tengah Papua.
"Sesungguhnya sistem ini yang berlaku di Indonesia bagian Barat dengan Tengah. Tetapi kalau kami di Timur, harus ada sistem atau cara lain," ujarnya.
Baca Juga: Danrem 071 Wijayakusuma Minta Masyarakat Kalinusu Bumiayu Brebes Rawat Hasil TMMD Reguler
Oleh karena itu, Ia berharap adanya program khusus dari Kemendikbud untuk daerah-daerah yang hingga kini tidak memiliki layanan internet.
"Supaya pemerataan itu dirasakan semua orang, khususnya anak Indonesia yang ada di Papua," ucapnya.
Diketahui, akses internet untuk delapan kabupaten di pegunungan tengah Papua memang masih menjadi persoalan.
Bahkan Kabupaten Jayawijaya yang merupakan induk dari kabupaten-kabupaten pemekaran itu atau lebih maju dari dari kabupaten di pegunungan, sulit mengakses internet dengan baik bagi masyarakat umum.
Baca Juga: Donald Trump Kekeh Tuduh Tiongkok sebagai Dalang Penyebaran Covid-19 dalam Sidang ke-75 PBB
Hingga kini, masyarakat umum termasuk pelajar belum menikmati layanan program Palapa Ring yang telah diuji coba Maret 2020.
Hal ini menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Kemendibud, agar semua pelajar dari Sabang sampai Merauke merasakan manfaat yang sama tanpa terhalang batas administrasi atau bentang alam.***