Guru Besar UGM Prediksi Covid-19 Berakhir Pertengahan Februari, dengan Total Kasus 322.000 Penderita

- 24 September 2020, 19:01 WIB
Covid-19
Covid-19 /

 

PR BEKASI – Penyebaran infeksi Covid-19 di Indonesia diperkirakan akan berakhir pada pertengahan Februari 2021, dengan total kasus konfirmasi positif minimal 322.000 penderita.

Hal tersebut diungkapkan oleh Dedi Rosadi selaku Guru Besar Statistika Universitas Gadjah Mada (UGM), melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Kamis, 24 September 2020.

“Akhir pandemi sangat bergantung pada upaya pemerintah dalam mengendalikan laju penyebaran penyakit Covid-19 ini,” tuturnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Baca Juga: Demi Memaksimalkan Potensi Bisnis, Erick Thohir Rombak Struktur Direksi PT Pos Indonesia

Menurut Dedi, berdasarkan pelacakan data terakhir, dan menggunakan berbagai pendekatan pemodelan data-driven (berbasis pergerakan data), terdapat kenaikan nilai proyeksi kasus positif di akhir pandemi yang cukup signifikan dibanding rilis terakhir pada akhir Juli 2020.

Prediksi paling optimis, diperoleh dengan menggunakan model hybrid kompartemen SIR-Regresi-runtun-waktu, diperkirakan pandemi akan berakhir di pertengahan Februari 2021 dengan total kasus positif minimal 322.000 penderita.

Sementara, secara terpisah diperoleh dengan model Probabilistic Data Driven Model (PDDM) Covid-19 Indonesia yang disusun oleh Dedi Rosadi bersama Alumni FMIPA UGM, Joko Kristadi dan Fidelis Diponegoro.

Baca Juga: Rapat Umum dan Kerumunan Sosial Dilarang, Pakar: Semua Parpol dan Calon Harus Tunduk!

Diperoleh pandemi akan berpuncak di pertengahan November sampai awal Desember, dan berakhir di akhir Mei 2021 dengan estimasi total kasus positif sekitar 700.000 penderita.

Sedangkan bersama tim lainnya, Dedi melakukan kajian dengan pendekatan model kurva Richard dan kurva pertumbuhan logistik, yang menunjukkan proyeksi akhir pandemi berada di antara April 2021 sampai dengan awal 2022.

Proyeksi akhir pandemi tersebut dengan kisaran prediksi total penderita yang sangat mirip dengan hasil model SIR-Regresi dan PDDM.

Baca Juga: Beralasan Cegah Penyebaran Covid-19, Pria Korsel Ditembak Mati dan Dibakar Militer Korut

Lebih lanjut, dari pantauan kurva insidensi harian penderita, terlihat bahwa penambahan jumlah pasien harian belum mencapai puncaknya sampai sekarang.

Sedangkan angka penularan saat ini (Rt) masih di atas 1, yakni bernilai 1.07 pada tanggal 23 September 2020.

Namun, dengan model SIR-Regresi-runtun-waktu, dapat disimpulkan terjadi sedikit peningkatan laju infeksi penyebaran penyakit yang dibarengi dengan peningkatan yang cukup tinggi terhadap laju kesembuhan pasien.

Baca Juga: Kabar Gembira! BPJS Ketenagakerjaan Beri Potongan 99 Persen untuk Iuran Peserta BPJamsostek

Berdasarkan prediksi tersebut, Dedi menyampaikan sejumlah catatan penting yang patut menjadi perhatian bersama pada saat ini.

Pertama, perlunya dilakukan pengendalian penyebaran Covid-19 secara optimal dengan menggencarkan 3T yakni “tracing, testing, dan treatment” di episentrum utama Indonesia. Yakni Dki Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, dan Sulawesi Selatan.

Demikian pula di provinsi lain, menurut dia, perlu juga dilakukan pengendalian penyebaran secara lebih optimal dengan lebih menggencarkan gerakan 3T.

Baca Juga: San Diego Hills, Pemakaman Terbaik dan Terindah di Indonesia

“Secara nasional, dalam jangka waktu dekat juga penting untuk dipantau secara seksama kemungkinan kemunculan klaster Pilkada yang muncul karena mobilitas penduduk mendukung proses kegiatan ini. baik sebelum hari H maupun pada hari H kegiatan Pilkada,” tutur Dedi.

Kedua, perlunya meningkatkan kewaspadaan adanya penularan lokal di beberapa wilayah provinsi atau kabupaten yang menjadi episentrum penyebaran Covid-19.

Hal itu penting dilakukan, mengingat angka perhitungan Rt (angka reproduksi/angka penularan) Covid-19 Indonesia dalam beberapa hari terakhir masih di sekitar 1.07.

Baca Juga: Menperin Minta Perusahaan Terapkan Protokol Kesehatan di Lingkungan Kerja secara Ketat dan Disiplin

Dedi mengatakan bahwa penurunan laju penularan dapat dilakukan secara optimal dengan berbagai upaya.

Utamanya dengan pendisiplinan masyarakat dalam mentaati protokol kesehatan, khususnya penggunaan masker dan menjaga jarak, pengaturan mobilitas penduduk secara lebih berhati-hati, dan pemberian vaksin massal.

Di sisi lain, penemuan teknologi obat akan meningkatkan laju kesembuhan, sehingga secara bersama-sama, upaya-upaya tersebut akan dapat mengakhiri pandemi Covid-19 secara lebih cepat.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah