Dituduh Jadi Biang Resesi, Kemenkeu: Dampak PSBB DKI Jakarta pada Ekonomi Indonesia Tidak Besar

- 25 September 2020, 18:06 WIB
Ilustrasi jalan kota Jakarta di kawasan menteng dalam./ANTARA/Aprilio Akbar/
Ilustrasi jalan kota Jakarta di kawasan menteng dalam./ANTARA/Aprilio Akbar/ /

 

PR BEKASI - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Provinsi DKI Jakarta yang sedang berlangsung saat ini, rencananya akan diperpanjang kembali.

Perpanjangan tersebut rencananya akan berlangsung 14 hari setelah masa PSBB ketat yang saat ini selesai.

Dalam rapat koordinasi yang dilakukan bersama Menko Kemaritiman dan Investasi diketahui bahwa kasus Covid-19 di Jakarta dengan adanya PSBB mulai terkendali, namun masih diperlukan antisipasi karena kawasan Bodetabek kasusnya masih meningkat.

Baca Juga: Sebabkan Kemacetan Parah, Pengemudi Ini Temukan Ular Piton Sepanjang 3 Meter Melilit di Ban Mobil

Meski begitu, terkait PSBB ini sejumlah tokoh sempat memberikan kritik pedas terhadap Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan atas penerapan PSBB yang berlaku kembali sejak Senin 14 September 2020 lalu.

Seperti kritik yang sempat diutarakan oleh Ketua Umum Lembaga Pemantau Penanganan COVID-19 & Pemulihan Ekonomi Nasional (LPPC19-PEN) Arief Poyuono yang mengatakan bahwa Penyebab resesi ekonomi adalah karena kerja Anies Baswedan yang dinilai buruk.

Sementara itu, terkait hubungan PSBB dan dampaknya terhadap resesi ekonomi, kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu berpendapat PSBB Jakarta tidak besar berdampak pada perekonomian.

Baca Juga: Nia Ramadhani Unggah Foto di Instagram, Warganet Pertanyakan Gaji Karyawan dan Lumpur Lapindo

Menurutnya, hal itu dikarenakan tidak semua daerah di Indonesia yang memberlakukan PSBB sehingga perekonomian dari daerah lain yang masih berjalan memiliki dampak baik pada perekonomian Indonesia.

"Dampak terhadap estimasi kita cukup minimal. Jadi, untuk PSBB, kita lihat tidak terlalu besar dampaknya," ujar Febrio seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara pada Jumat, 25 September 2020.

Selain itu, ekonomi Jakarta dalam pengaruhnya terhadap perekonomian Indonesia secara keseluruhan hanya beberapa persen saja.

Baca Juga: Setelah Hampir 15 Tahun Lamanya, Hamas dan Fatah Sepakat Akan Adakan Pemilu Kembali

"Ekonomi Jakarta hanya berapa persen dari Indonesia, meski relatif besar. Tapi, daerah lain tidak ada pembatasan yang strich (ketat) meski harus manajemen hati-hati," ujar Febrio.

Dalam masalah ekonomi di Indonesia, Febrio memberikan penjelasan bahwa pada sektor ritel menuju arah positif dibandingkan sebelumnya pada bulan April dan Mei.

Selain itu, menurutnya masyarakat indonesia kini sudah mulai beradaptasi dan mampu mencari peluang dalam masa pandemi ini.

Baca Juga: Berhasil Deteksi Ranjau dan Bahan Peledak Mematikan, Tikus Ini Diberi Penghargaan

"Masyarakat sudah terbiasa new normal tapi makan tidak berkurang bahkan bervariasi. Ini luar biasa perekonomian kita sangat agile (lincah) meski sangat rendah dibandingkan 2019," tutur Febrio.

Terkait dengan perekonomian kuartal III 2020, Febrio mengatakan bahwa pemerintah juga akan memantau perkembangan dan dampak PSBB Jakarta.

"Dampaknya ke kuartal III tidak besar, tapi terus kita pantau," kata Febrio.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x