Deklarasi KAMI Ditolak Warga dan Dibubarkan Polisi, Gatot Nurmantyo Tuding Ada Massa Bayaran

- 28 September 2020, 19:22 WIB
Mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo.
Mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo. /

Baca Juga: Seorang Wanita Tiba-tiba Diseruduk Kerbau, Petugas Medis: Ini Jarang Terjadi

Selain itu, ada juga spanduk yang bertuliskan 'Arek Suroboyo Menolak KAMI Penyebar Virus Covid-19 dan KAMI Ojo Banci, Nek Wani Nggawe Partai, Ojo Cuma Dadi Provokator'.

Dalam acara itu, Gatot Nurmantyo sempat memberikan sambutan di podium, tapi kemudian personel intel polisi berpakaian putih menyela dan meminta acara dihentikan.

Mendengar permintaan itu, Gatot pun menyetujui.

"Ini dari kepolisian. Kalau polisi minta dibubarkan, di sana (Gedung Juang) bubar, di sini bubar, mari kita bubar seperti apa yang beliau katakan," kata Gatot.

Menanggapi hal tersebut, Gatot Nurmantyo menuding aksi penolakan terhadap acara mereka di Surabaya diikuti massa bayaran.

Baca Juga: Sebut Pelayanan Bandara Soekarno-Hatta Buruk, Trinity Traveler: Berasa Diospek, Kita Dibentak-bentak

"Saya mengimbau kepada rekan-rekan KAMI, bahwa kita harus bersyukur. Karena yang demo di sana, kehadiran KAMI akhirnya ada demo. Demo kan dibayar. Dalam ekonomi susah seperti ini, ada rekan-rekan yang kesulitan dan ada tawaran ya diterima," kata Gatot Nurmantyo di Masjid As-salam Puri Mas Surabaya.

Pembubaran deklarasi KAMI di Surabaya, juga turut membuat Sekretaris Badan Pekerja KAMI Syahganda Nainggolan merasa prihatin.

"KAMI akan menginvestigasi apakah itu terkait dengan isu komunisme yang dibicarakan atau lainnya," kata Syahganda di akun Twitternya @syahganda, Senin, 28 September 2020.

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x