Diutamakan Garda Terdepan, Guru dan Dosen Disebut Masuk Prioritas Utama Penerima Vaksin Covid-19

- 29 September 2020, 06:40 WIB
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy. /ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

 

PR BEKASI - Pemerintah telah berencana untuk mendistribusikan vaksin Covid-19 yang dikabarkan akan dimulai dari Desember tahun ini hingga Januari tahun mendatang.

Seperti yang telah diketahui, pemerintah juga telah menetapkan lima kelompok prioritas yang akan mendapatkan vaksin Covid-19.

Di tahap pertama, terdapat garda terdepan, yang tentu menjadi prioritas, karena merekalah yang memiliki resiko tertinggi terkena Covid-19.

Baca Juga: Terkait Pemenuhan Garam untuk Bansos, BUMD Agro Jabar Siap Gandeng Petani Garam Lokal

Alasan lainnya adalah karena mereka melakukan kontak langsung dengan pasien Covid-19 dan juga mereka yang bertanggung jawab menjaga kesehatan setiap pasien.

Namun Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy berpikiran lain.

Selain menyebut pemerintah bakal memberikan vaksin kepada 147 juta penduduk, menurutnya para guru serta dosen juga akan diprioritaskan pada tahap pertama.

Baca Juga: Cek Merchant Baru ShopeePay Minggu ini, Produk Fesyen dan Makanan Lezat Ternama Menanti Anda

Menurut Muhadjir Effendy, vaksin yang diimpor dari luar negeri bakal tiba di Indonesia pada akhir tahun. Dalam kesempatan itu pula lah, pemerintah bakal mencoba memberikan vaksin kepada penduduk.

“Sekitar 147 juta (orang) untuk tahap pertama itu nanti. Mereka yang akan divaksin, termasuk para dosen, guru merupakan prioritas untuk penerima vaksin pertama,” ucap Effendy di Jakarta, Senin, 28 September 2020.

Muhadjir Effendy mengatakan, pemerintah menargetkan pemberian vaksin tersebut di awal 2021. Pemerintah juga menargetkan 70 persen dari jumlah penduduk di Indonesia mendapatkan vaksin tersebut.

Baca Juga: Diutus Terawan Datang ke Aceh, Stafsus Kemenkes Ajak Masyarakat Terapkan Protokol Kesehatan Covid-19

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari PMJ News, Selasa, 29 September 2020, vaksinasi ini, lanjut Effendy, bertujuan untuk membangun sebuah herd immunity atau kelompok yang kebal dengan penularan Covid-19.

“Itu targetnya sekitar 70 persen penduduk Indonesia. Kalau mereka sudah diimunisasi termasuk mereka yang kena sudah terkena Covid-19 itu punya daya tahan imunitas yang sudah terbentuk,” ucapnya.

Untuk diketahui, ternyata pemberian vaksin memiliki berbagai efek samping. Pemberian vaksin pada anak-anak dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, seperti timbulnya rasa nyeri atau ruam pada kulit di area suntikan.

Baca Juga: Ajak Warga Disiplin Protokol Kesehatan, PMI Imbau Pemimpin Daerah Beri Sanksi kepada Pelanggar

Selain itu, ada pula reaksi setelah imunisasi berupa demam ringan sampai tinggi, bengkak, kemerahan, dan anak menjadi rewel. Umumnya, gejala tersebut akan hilang dalam 3–4 hari, walau terkadang ada yang berlangsung lebih lama.

Dalam hal ini, masyarakat bisa melakukan langkah-langkah sederhana seperti memberikan obat penurun panas tiap 4 jam, kompres air hangat, berikan pakaian yang tipis pada Si Kecil dan hindari penggunaan selimut, serta berikan ASI lebih sering.

Bila tidak membaik atau bertambah parah, segera hubungi dokter untuk penanganan selanjutnya.

Baca Juga: Strategi Pembangunan Kesehatan Diubah, MPR: Pemerintah Semakin Sadar Bahwa Pencegahan itu Mahal

Hal yang perlu ditekankan adalah manfaat vaksin jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin terjadi.

Meski demikian, vaksinasi tidak selalu dapat mencegah penyakit, namun dapat meringankan tingkat keparahan suatu penyakit.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x