Dituding Jadi Dalang Kerusuhan dalam Demo Tolak Omnibus Law, KAMI Buka Suara

- 12 Oktober 2020, 17:19 WIB
ilustrasi demo ormas.*
ilustrasi demo ormas.* /Antara/Hafidz Mubarak/

PR BEKASI - Ketua Badan Pekerja Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Ahmad Yani menyatakan bahwa sudah diduga dan diantisipasi bahwa akan ada gerakan untuk mendeskreditkan atau membunuh karakter terhadap KAMI dengan cara licik dan jahat.

"Gerakan itu mengambil bentuk memasang spanduk atau menyebarkan flyer yang mendeskreditkan KAMI, atau menyusupkan perusuh dan pelaku pembakaran dan perusakan yang kemudian mengaku dari KAMI," katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI,  pada Senin, 12 oktober 2020.

KAMI, katanya, secara kelembagaan tidak ikut dalam aksi, tapi memberi kebebebasan kepada pendukung KAMI sebagai rakyat warga negara untuk mengemukakan pendapat dan aspirasinya, tentu dengan pesan agar tidak terjebak ke dalam provokasi melakukan anarkisme.

Baca Juga: Kabar Gembira, PDI-P DPRD DKI Jakarta Buka 5 Posisi Lowongan Kerja, Simak Syarat dan Caranya

"Pelaku anarkisme atau kerusuhan (saat demo tolak UU Ciptaker, red) seperti membakar kendaraan, Pos Polisi atau halte bus adalah bukan dari KAMI, dan bukan dari massa pengunjuk rasa dari kaum buruh, mahasiswa dan pelajar," katanya.

"Sudah ada bukti di media sosial bahwa mereka patut diduga dari preman-preman bayaran," katanya.

Sekali lagi ia menegaskan bahwa sebagai gerakan moral, KAMI hanya menyuarakan yang diyakini sebagai kebenaran, yaitu meluruskan Kiblat Bangsa dan Negara dari penyimpangan dan penyelewengan.

Baca Juga: Sebut Utang Indonesia Sebenarnya Sudah Capai Triliunan, Sri Mulyani: Itu Warisan dari Belanda

"Salah satu dari suara moral itu adalah menolak RUU Omnibus Law Ciptaker. Maka KAMI mendukung gerakan kaum buruh, mahasiswa dan pelajar, serta elemen-elemen lain yang menuntut pembatalan UU tersebut," katanya. 

Halaman:

Editor: Puji Fauziah

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x