Tokyo juga akhir-akhir ini telah mengambil sikap resmi bahwa Jepang akan selalu berupaya mempromosikan visi Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Termasuk kebebasan dalam supremasi hukum, navigasi dan penerbangan, penyelesaian sengketa secara damai, dan membangun hubungan yang stabil dengan tetangga, yaitu Tiongkok dan Korea.
Baca Juga: Omnibus Law Disahkan, FRI : Ini Pengkhianatan Terstruktur melalui Penyanderaan Institusi Publik
Tiongkok atau pun Korea Selatan bukanlah menjadi prioritas kunjungan karena hal ini dinilai 'tidak benar secara politik' mengingat hubungan bilateral Tiongkok dan Jepang saat ini dan kunjungan Presiden Xi Jinping ke Jepang juga ditunda sementara waktu.
Pada 13 Oktober, Kyodo News melaporkan bahwa KTT trilateral antara Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok kemungkinan besar tidak akan diadakan tahun ini karena Tokyo telah memberitahukan bahwa Suga tidak akan hadir tanpa konsesi dari Seoul dalam perselisihan mengenai kompensasi bagi tenaga kerja masa perang.
"Ini menjelaskan semuanya," kata Kuni Miyake.
Baca Juga: Amerika Minta Izin Isi Bahan Bakar di Indonesia untuk Mata-matai Tiongkok, Retno Marsudi Buka Suara
Pilihan Suga jatuh pada Asia Tenggara, hal ini disebabkan karena mengunjungi negara-negara ASEAN adalah pilihan tepat akibat meningkatnya ketegangan hubungan antara negara sekutu di bidang keamanan Jepang, yaitu Amerika dengan mitra dagang terbesar Jepang yaitu Tiongkok.
Dengan demikian, bukan berarti alasan kunjungan ke Vietnam dan Indonesia hanya karena dua negara ini adalah anggota ASEAN, melainkan ada alasan khusus lainnya.
Vietnam merupakan ketua ASEAN tahun ini dan Indonesia adalah kelompok G-20 atau kelompok 20 ekonomi utama.