Kunjungan Kenegaraan, PM Jepang Lebih Pilih Indonesia Jadi yang Pertama Dibanding AS dan Tiongkok

- 22 Oktober 2020, 19:17 WIB
Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga saat berkunjung ke Indonesia dan bertemu Presiden Joko Widodo.
Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga saat berkunjung ke Indonesia dan bertemu Presiden Joko Widodo. /ANTARA/HO/Setpres-Laily Rachev/wpa/hp

PR BEKASI – Yoshihide Suga yang saat ini telah menjabat sebagai Perdana Menteri (PM) Jepang yang baru secara resmi melakukan kunjungan luar negeri.

Suga memilih Vietnam dan Indonesia sebagai negara pertama dan kedua yang dikunjungi secara resmi setelah dirinya menjabat sebagai Perdana Menteri.

Pertanyaan muncul dari pihak beberapa jurnalis di Jepang maupun asing mengenai apa alasan Suga lebih memilih Vietnam dan Indonesia sebagai negara pertama yang dikunjungi dibandingkan negara besar lainnya seperti Tiongkok atau Amerika, bahkan kenapa tidak memilih negara yang jaraknya dekat seperti Korea Selatan.

Baca Juga: Gus Nur Dilaporkan ke Bareskrim Polri Usai Dianggap Hina NU, Berikut 5 Pernyataan Kontroversinya

"Di kantor perdana menteri, saya mengetahui Suga secara terbuka berbicara tentang rencana kunjungannya ke Vietnam dan Indonesia minggu depan," kata Kuni Miyake, Penasihat Kabinet Perdana Menteri Jepang, dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Japan Times, Kamis, 22 Oktober 2020.

Spekulasi pertama adalah mengapa tidak Washington yang pertama dikunjungi PM Suga?

Kuni Miyake mengungkapkan alasannya, ia menyebut hal ini disebabkan sejak 1945, mengunjungi Washington telah menjadi prioritas utama bagi setiap perdana menteri yang baru di Jepang.

Baca Juga: Jelang Akhir Pekan, Simak 5 Cara Cerdas Habiskan Waktu Weekend Menurut Orang Sukses di Dunia

Akan tetapi, pada 2020 di tengah kondisi pemilihan umum Amerika dan Covid-19 yang belum berakhir, Amerika bukanlah pilihan terbaik untuk yang pertama dikunjungi.

Tokyo juga akhir-akhir ini telah mengambil sikap resmi bahwa Jepang akan selalu berupaya mempromosikan visi Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Termasuk kebebasan dalam supremasi hukum, navigasi dan penerbangan, penyelesaian sengketa secara damai, dan membangun hubungan yang stabil dengan tetangga, yaitu Tiongkok dan Korea.

Baca Juga: Omnibus Law Disahkan, FRI : Ini Pengkhianatan Terstruktur melalui Penyanderaan Institusi Publik

Tiongkok atau pun Korea Selatan bukanlah menjadi prioritas kunjungan karena hal ini dinilai 'tidak benar secara politik' mengingat hubungan bilateral Tiongkok dan Jepang saat ini dan kunjungan Presiden Xi Jinping ke Jepang juga ditunda sementara waktu.

Pada 13 Oktober, Kyodo News melaporkan bahwa KTT trilateral antara Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok kemungkinan besar tidak akan diadakan tahun ini karena Tokyo telah memberitahukan bahwa Suga tidak akan hadir tanpa konsesi dari Seoul dalam perselisihan mengenai kompensasi bagi tenaga kerja masa perang.

"Ini menjelaskan semuanya," kata Kuni Miyake.

Baca Juga: Amerika Minta Izin Isi Bahan Bakar di Indonesia untuk Mata-matai Tiongkok, Retno Marsudi Buka Suara

Pilihan Suga jatuh pada Asia Tenggara, hal ini disebabkan karena mengunjungi negara-negara ASEAN adalah pilihan tepat akibat meningkatnya ketegangan hubungan antara negara sekutu di bidang keamanan Jepang, yaitu Amerika dengan mitra dagang terbesar Jepang yaitu Tiongkok.

Dengan demikian, bukan berarti alasan kunjungan ke Vietnam dan Indonesia hanya karena dua negara ini adalah anggota ASEAN, melainkan ada alasan khusus lainnya.

Vietnam merupakan ketua ASEAN tahun ini dan Indonesia adalah kelompok G-20 atau kelompok 20 ekonomi utama.

Baca Juga: Peneliti Indonesia Gunakan Google AdWords untuk Bantu Mencegah Bunuh Diri

Saat PM Suga melakukan kunjungan ke Indonesia, di sisi lain Menteri Pertahanan RI, yakni Prabowo Subianto, berada di Amerika Serikat untuk memenuhi undangan dari rekannya, Mark Esper.

Kunjungan Prabowo ke AS dinilai sangat penting karena selama dua dekade terakhir ia ditolak masuk ke AS akibat dugaan pelanggaran HAM. Washington saat ini mengesampingkan hal itu untuk memajukan kerja sama pertahanan bilateral antara Indonesia dan AS.

Indonesia bukanlah satu-satunya negara ASEAN yang diundang, namun pada 23 September asisten menteri luar negeri AS untuk urusan politik dan militer melakukan pertemuan secara daring dengan wakil menteri luar negeri Vietnam untuk membahas kerja sama keamanan bilateral.

Baca Juga: Raja Thailand Malah 'Asyik' dengan 20 Selirnya di Jerman Nikmati Lockdown, Warga Marah Besar

Topik yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah seputar keamanan, perdagangan, pertahanan, keamanan maritim, dan penjaga perdamaian.

Hal itu dilakukan sekira sebulan sebelum kunjungan PM Suga ke Vietnam. Apakah kedua peristiwa itu (kunjungan Prabowo ke AS dan Dialog Politk AS dan Vietnam) suatu kebetulan? Apakah ini alasan lainnya PM Jepang mengunjungi Vietnam dan Indonesia?

Kuni Miyake menyebutkan bahwa itu adalah kemungkinan alasannya, namun ini juga harus dilihat sebagai upaya baru AS untuk memperkuat hubungan pertahanan dengan negara anggota ASEAN.

Baca Juga: Jepang Tawarkan Pinjaman 50 Miliar Yen untuk Lawan COVID-19 saat Kunjungi Indonesia

Sebelumnya, Menteri Pertahanan AS pun mengunjungi Singapura untuk melakukan dialog kebijakan keamanan strategis dan tahun lalu kedua negara ini juga memperpanjang Perjanjian Pertahanan tahun 1990 sampai tahun 2035.

Akan tetapi, berbeda halnya dengan Amerika, Jepang berusaha perkuat visi FOIP (Free and Open Indo Pacific) lebih difokuskan pada bidang ekonomi, budaya, dan penegakan hukum.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Japan Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x