Imbas Pandemi Covid-19, Garuda Indonesia Alami Kerugian Mencapai Rp15 Triliun Lebih

- 7 November 2020, 18:46 WIB
Pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-900neo yang menggunakan masker pada bagian mencong pesawat.
Pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-900neo yang menggunakan masker pada bagian mencong pesawat. /Instagram.com/garuda.indonesia

Kontribusi pendapatan dari penerbangan berjadwal pada kuartal III/2020 sendiri tercatat sebesar US$917.28 juta atau Rp13.69 triliun.

Angka tersebut jauh di bawah perolehan kuartal sama 2019 yang sebesar US$2.79 miliar.

Baca Juga: Gisel Buka Suara Terkait Dugaan Kasus Video Syur Mirip Dirinya Beredar di Medsos

Sementara, penerimaan perusahaan dari sektor penerbangan tidak berjadwal hanya mampu menyentuh US$46.92 juta, anjlok dibandingkan Raihan kuartal III/2019 senilai US$249.91 juta.

Namun, menurut Fuad, seiring dengan pemberlakuan adaptasi kebiasaan baru tingkat produksi perseroan berangsur-angsur mengalami peningkatan meskipun belum kembali pada titik kondisi normal.

Sebagaimana tahun sebelumnya pada masa pandemi ini perseroan mengupayakan peningkatan pendapatan dari segmen kargo juga didukung dengan peluncuran layanan Kirim Aja pada awal Juni 2020 lalu.

Baca Juga: Polisi Jelaskan Lima Peran Tersangka Penganiyayaan TNI AD di Bukittinggi

"Guna mengkompensasi penurunan pendapatan dari penumpang, perseroan mengoptimalkan penerbangan charter untuk mengangkut kargo selama masa pandemi sesuai dengan peraturan yang berlaku sehingga terdapat peningkatan pendapatan dari charter," katanya.

Meski pendapatan menurun, beban usaha Garuda Indonesia berhasil diturunkan dari US$3.28 miliar menjadi US$2.24 miliar, atau sekitar 31.7 persen.

Hal yang sama juga terjadi pada bebani operasional penerbangan yang tercatat turun 32.64 persen dari US$1.93 miliar menjadi US$1.3 miliar.

Halaman:

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah