Joe Biden Menangi Pilpres AS 2020, Guru Besar Unpad: Indonesia Andalan AS di Asia Tenggara

- 8 November 2020, 14:39 WIB
Guru Besar FIFIP Unpad, Prof. Dr. Arry Bainus, M.A.
Guru Besar FIFIP Unpad, Prof. Dr. Arry Bainus, M.A. /Dok. Unpad/

PR BEKASI – Dengan torehan 290 suara electoral, Joe Biden dipastikan melenggang ke Gedung Putih sebagai presiden terpilih Amerika Serikat pada kontestasi Pilpres AS 2020. Joe Biden menjadi presiden ke-46 Amerika Serikat.

Kemenangan ini menumbangkan presiden pertahana Donald Trump, mengakhiri kepemimpinan 4 tahun Donald Trump.

Menurut Guru Besar FIFIP Unpad, Prof. Dr. Arry Bainus, M.A., kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden Amerika Serikat akan membawa angin segar bagi dunia. Prof. Arry menyampaikan, implikasi dari kemenangan Joe Biden juga akan dirasakan Indonesia.

Baca Juga: Setelah Gisel, Kini Jessica Iskandar, Mbah Mijan: Ada Sesuatu yang Terprogram untuk Tujuan Tertentu

"Indonesia tetap akan dipandang sebagai salah satu andalan AS di Asia Tenggara," kata Prof. Arry, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs resmi Unpad pada Minggu, 8 November 2020.

Menurut Prof. Arry, Joe Biden cenderung akan menjalankan kebijakan multilateralisme dengan mengandalkan sekutunya di Asia Tenggara dalam berbagai isu keamanan.

Indonesia menjadi negara yang dipandang penting untuk membuat kawasan Asia Tenggara tetap kondusif, terutama berkaitan dengan isu Laut Cina Selatan.

Baca Juga: Ade Londok Banyak Tuai Kritik, Teddy Gusnaidi: Bukan Maling, Dia Hanya Ingin Menghibur

Berdasarkan penuturan Prof. Arry, Indonesia akan berpeluang menjalin kerja sama bilateral dengan AS di bidang pertahanan, seperti persediaan senjata dan pelatihan militer bagi TNI.

"Namun tergantung diplomasi yang dijalankan Indonesia," ujar Prof. Arry.

Di sektor ekonomi, Mantan Wakil Presiden Barrack Obama ini akan kembali menjalankan kebijakan Trans-Pacific Partnership (TPP) sebagai upaya untuk melawan kekuatan ekonomi Tiongkok yang meningkat.

Baca Juga: Didesak Warganet Bahas Video Asusila Mirip Gisel, Nikita Mirzani: Tolong Hati Nuraninya Dipakai Dulu

Meskipun bukan bagian dari TPP, Prof. Arry menilai Indonesia perlu mempertimbangkan kembali manfaat TPP bagi perekonomian. Ini disebabkan kebijakan Biden yang cenderung menjalankan multilateralisme.

Selain itu, diplomasi ekonomi dengan AS harus tetap ditingkatkan meskipun Indonesia telah mendapatkan surplus dari perdagangan dengan AS. Hal ini didasarkan, pasar AS tetap menjadi yang terbesar di dunia dan AS tetap melihat Indonesia terutama dari sektor migas.

Di sektor lingkungan, Prof. Arry memprediksikan, Indonesia harus berhati-hati dalam melakukan perdagangan kelapa sawit.

Baca Juga: Polres Metro Bekasi Siap Dukung Gotong Royong Bekasi Tanggap Banjir

Komitmen Joe Biden yang akan membawa AS kembali masuk ke sejumlah isu global akan cenderung mengikuti Uni Eropa dalam melarang perdagangan yang berbau "merusak lingkungan", seperti deforestasi, kebakaran hutan, hingga pembalakan liar.

Sementara di sektor pendidikan, Indonesia punya peluang kerja sama dalam pemberian beasiswa bagi WNI serta kerja sama dalam pengembangan riset dan teknologi.

Peluang ini didasarkan atas kebijakan imigrasi yang terbuka dan pemberian kesempatan bagi tenaga ahli dari seluruh dunia untuk mengembangkan bakatnya di AS.

Baca Juga: Akui Pernah Kerjai Rizal Ramli Saat Dicopot Jadi Menteri, Jusuf Kalla: Saya Kasihan Sampai Sekarang

Prof. Arry melanjutkan, di sektor kesehatan, Indonesia punya peluang dalam kerja sama kesehatan global dengan AS. Salah satunya adalah kerja sama penanggulangan Covid-19.

"Indonesia punya peluang untuk memenuhi kebutuhan alat kesehatan dan vaksinasi secara bersama-sama dengan AS." kata Prof. Arry.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Unpad


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah