Pernah Berjaya Jadi Partai Islam Terbesar, Pengamat: Masyumi Akan Sulit Gaet NU dan Muhammadiyah

- 9 November 2020, 15:43 WIB
Logo Muhammadiyah dan NU.
Logo Muhammadiyah dan NU. //Kolase//Kolase

PR BEKASI – Partai Masyumi kembali dideklarasikan di aula Masjid Furqon, Kramat Raya, Jakarta Pusat pada Sabtu, 7 November 2020 setelah dibekukan pada tahun 1960 oleh Presiden Soekarno karena diduga mendukung pemberontakan PRRI.
 
Kelahiran kembali Partai Masyumi diprediksi akan menggaet massa dari 212, eks Partai Bulan Bintang (PBB), dan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
 
Namun, partai berbasis Islam yang pernah meraih urutan kedua suara terbanyak pada Pemilu Legislatif 1955 itu dinilai akan sulit untuk menggaet massa dari kelompok Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

Baca Juga: Turun Tangan Komentari Video Syur Diduga Mirip Gisel, Roy Suryo: Pelaku Sadar Betul Merekam Aksinya

Seperti diketahui, NU sendiri sering dikaitkan sebagai pemilih Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), sedangkan Muhammadiyah dikaitkan dengan Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
 
Selain di empat partai berbasis Islam tersebut, massa dari NU dan Muhammadiyah juga menyebar ke partai lainnya yang berideologi nasionalis.
 
Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI, hal ini akan membuat langkah partai yang berlogo bulan dan bintang tersebut akan sulit meraih massa dari dua komunitas Islam terbesar di Indonesia tersebut.
 
"Tantangan Masyumi baru saat ini akan sangat berat," kata Pengamat Politik Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin pada Senin, 9 Oktober 2020.

Baca Juga: Tambah Wawasan Politik, Simak 7 Fakta Kamala Harris Wapres AS Terpilih yang Dampingi Joe Biden

Lebih lanjut, Ujang Komarudin mengungkapkan, kondisi politik Indonesia saat ini jauh berbeda dibanding saat masa lalu karena kini telah banyak partai politik Islam.
 
Kendati demikian, Ujang mengungkapkan, peluang Masyumi kembali menjadi partai besar masih tetap ada, tergantung dengan kemampuan tokoh di dalamnya.
 
"Juga apa yang ditawarkan Masyumi kepada rakyat yang menjadi pembeda dari partai-partai Islam yang sudah ada," katanya.
 
Sebelum dibekukan oleh pemerintah, Masyumi merupakan partai politik Islam terbesar di Indonesia selama Era Demokrasi Liberal di Indonesia yang berlangsung mulai 1950 hingga 1959.

Baca Juga: Warisi Biden Negara yang Sakit, Pengamat: Trump Bisa Habiskan 90 Hari Terakhirnya Hancurkan Amerika 

Masyumi yang merupakan kepanjangan dari Majelis Syuro Muslimin Indonesia pada era tersebut juga termasuk ke dalam kategori organisasi Islam, sama seperti NU dan Muhammadiyah.
 
Di tahun 1955, Masyumi meraih urutan kedua di bawah Partai Nasional Indonesia (PNI) pada Pemilu Legislatif 1955 setelah berhasil meraih suara sebanyak 7.903.886 dengan persentase 20,9 persen diikuti NU yang saat itu memiliki partai sendiri, serta Partai Komunis Indonesia.
 
Masyumi juga banyak melahirkan tokoh-tokoh yang berpengaruh pada saat itu seperti Hasyim Asy'ari, Mohammad Natsir, Sukiman Wirjosandjojo, Wahid Hasjim, Burhanuddin Harahap, Syafrudin Prawiranegara, Mohammad Roem, dan masih banyak lagi.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x