Baca Juga: Kasus Covid-19 di Bekasi Turun, Pemkab Batalkan Fasilitas Isolasi Hotel Bintang Tiga
Selain itu, Jepang juga berusaha memisahkan golongan cendekiawan Islam di perkotaan dengan para kyai di pedesaan.
Para kyai di pedesaan memainkan peranan lebih penting bagi Jepang karena dapat menggerakkan masyarakat untuk mendukung Perang Pasifik, sebagai buruh maupun tentara.
Setelah gagal mendapatkan dukungan dari kalangan nasionalis di dalam Putera (Pusat Tenaga Rakyat), akhirnya Jepang mendirikan Masyumi.
Diketahui, Masyumi pada zaman pendudukan Jepang belum menjadi partai.
Namun, pada saat itu Masyumi merupakan federasi dari empat organisasi Islam yang diizinkan pada masa itu, yakni Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persatuan Umat Islam, dan Persatuan Umat Islam Indonesia.
Baca Juga: Cegah Tindak Kriminal, Polisi Razia 4 Lokasi Balap Liar di Bekasi
Tidak lama setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 7 November 1945 sebuah organisasi baru bernama Masyumi terbentuk.
Dalam waktu kurang dari setahun, partai ini menjadi partai politik terbesar di Indonesia.
Setelah menjadi partai, Masyumi mendirikan surat kabar harian Abadi pada tahun 1947 lalu.