Tak Hadiri Pemberian Bintang Tanda Jasa, Gatot Nurmantyo Fokus Pilpres 2024?

- 12 November 2020, 07:44 WIB
Mantan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo terima penghargaan dari Presiden Jokowi
Mantan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo terima penghargaan dari Presiden Jokowi /ANTARA/

PR BEKASI – Sikap Mantan Panglima Jenderal (Purn) TNI Gatot Nurmantyo yang tidak menghadiri acara pemberian penghargaan tanda jasa dan kehormatan di Istana Negara pada Rabu, 11 November 2020 kemarin menjadi sorotan banyak pihak.

Padahal nama salah satu pendiri Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) tersebut tercatat sebagai salah satu penerima penghargaan tersebut.

Namun, dirinya mengaku belum menerima pemberitahuan resmi terkait penganugerahan gelar pada tersebut sampai sehari sebelumnya.

Baca Juga: Habib Rizieq Sebut Diganggu Oknum Tingkat Negara, Refly: Ada Nuansa Pemerintah Tak Ingin HRS Pulang

Selengkapnya cek YouTube Pikiran Rakyat

 

Sebelumnya, Gatot Nurmantyo bersama beberapa tokoh lainnya dianugerahi Bintang Mahaputera oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI, penghargaan tersebut diberikan pemerintah sebagai bentuk penghargaan atas pengabdian putra-putri terbaik bangsa.

Penghargaan tersebut merupakan hak warga negara yang oleh pemerintah dinilai layak untuk mendapatkan Bintang Mahaputera.

Baca Juga: Sebut Habib Rizieq Lebih Fenomenal, Ferdinand Hutahaean 'Sentil' Andi Arief Soal Sejarah Soekarno

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua MPR Arsul Sani berpendapat hal tersebut merupakan sikap politik Gatot Nurmantyo yang tetap menjaga jarak dengan pemerintah.

Namun, Politisi dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut enggan menjawab hal itu dikaitkan dengan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

“Bisa jadi ya dari sisi positioning politiknya, Pak Gatot ingin tetap mengambil jarak dengan katakanlah pemerintahan," kata Arsul Sani di Jakarta pada Kamis, 12 November 2020.

Baca Juga: Vaksin Pfizer Dinilai Sangat Menjanjikan, Namun Tidak Mungkin Disimpan di Kawasan Asia, Mengapa?

Oleh karenanya, terang Arsul Sani, hal itu bukan menjadi persoalan ketika Gatot Nurmantyo ingin menjaga jarak, dan tidak perlu dianggap sebagai tamparan bagi Istana.

"Ya itu hal yang biasa saja, kenapa mesti diributkan? Termasuk pertemuannya Anies dan Habib Rizieq," tuturnya.

Seperti diketahui, keputusan pemerintah untuk memberikan penghargaan tersebut kepada Gatot Nurmantyo telah membuat heboh masyarakat.

Baca Juga: Catat Harga Barunya! Tarif Tol Jakarta-Cikampek Akan Naik Sebelum Libur Natal dan Tahun Baru

Hal tersebut dikarenakan selama ini Gatot Nurmantyo dianggap sebagai pihak oposisi karena kerap bertentangan dengan pemerintah serta sering mengkritik kebijakan yang dikeluarkan oleh Presiden Jokowi.

Sikap Gatot Nurmantyo yang dianggap oposisi diketahui terlihat sejak Pilpres 2019 lalu, dimana dirinya merapat ke pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno yang merupakan pesaing dari Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.

Bahkan, organisasi KAMI yang didirikan olehnya bersama beberapa tokoh nasional lainnya sering dianggap perusuh oleh massa pro pemerintah.

Baca Juga: Ferdinand Hutahean Protes, Sebut Tak Layak Bandingkan Habib Rizieq dengan Soekarno

Pada 2019 lalu juga, Gatot Nurmantyo sempat mencalonkan. dirinya untuk maju menjadi Presiden Indonesia

Namun dirinya gagal sebelum berperang di pilpres dikarenakan tidak mendapatkan dungakan dari satu partai pun yang di duduk di DPR.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah