Pemeriksaan awal vaksin Sinovac tersebut dilakukan saat tim perwakilan Pemerintah mengunjungi Tiongkok beberapa waktu lalu.
"Jadi tinggal nanti menunggu hasilnya, vaksinnya sudah ada dan sedang diperiksa yang ada di Beijing itu sudah ada tim bersama BPOM juga dari MUI," katanya.
Baca Juga: Ustaz Das'ad Latief Bubarkan Massa yang Ingin Lihat Dakwahnya, Muhammadiyah: Ini Contoh yang Baik
Wapres pun berharap, MUI segera mengeluarkan fatwanya terkait penggunaan vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech tersebut.
Fatwa dari MUI tersebut, lanjut Ma'ruf Amin, bisa tergolong dalam dua kategori, yakni kehalalan vaksin Covid-19 atau kondisi kedaruratan pandemi yang membolehkan masyarakat disuntik oleh vaksin tersebut meskipun belum halal.
"Kebolehan (vaksin) dipakai itu kita harapkan juga keluar dari MUI, kebolehan itu bisa karena dia halal atau karena dasarnya kedaruratan. Yang penting majelis ulama sebagai lembaga otoritas akan memberikan fatwanya tentang masalah itu," kata Ma'ruf Amin.
Baca Juga: Masuki Babak Final, Jerinx SID Divonis 1 Tahun 2 Bulan Penjara, dr.tirta: Dia Gentle, Eggak Kabur
Ma'ruf Amin menjelaskan, uji klinis, izin, dan fatwa terhadap vaksin Covid-19 tersebut merupakan persiapan yang dilakukan pemerintah untuk memastikan vaksinasi bagi masyarakat Indonesia berjalan baik dan tanpa hambatan.
"Jadi persiapan ini betul-betul matang, sehingga ketika nanti terjadi vaksinasi itu tidak ada hambatan apa-apa," katanya.
Vaksin dapat disuntikkan kepada masyarakat apabila memiliki otorisasi penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA), yakni izin sementara yang dikeluarkan untuk penggunaan metode atau produk medis tertentu.