Mengenai kebenaran sendiri, Cak Nun menyampaikan bahwa kebenaran datangnya dari Allah SWT. Manusia, menurut Cak Nun, hanya mampu menafsirkannya.
Oleh karena itu, tafsiran kebenaran menurut seorang manusia akan berbeda dengan tafsiran manusia lainnya.
"Allah sendiri mengatakan 'kebenaran ini datangnya dariku', manusia hanya dapat cipratannya dan menafsirkannya. Tafsir kebenaran ini harus hati-hati, karena saya menafsirkan kebenaran beda dengan Anda menafsirkan kebenaran," tutur Cak Nun.
Cak Nun juga berpesan kepada siapa pun dan pihak manapun agar bersikap arif dan bijaksana serta ilmu yang luas sehingga mampu mengapresiasi kebenaran satu sama lain.
Baca Juga: Ma'ruf Amin Siap Bertemu Habib Rizieq, Ferdinand Hutahaean: Jangan Hinakan Negara Ini Pak
"Kita harus punya kematangan dan keluasan berpikir. Mau FPI, Hizbut Tahrir, Ahokers, atau siapa pun dituntut untuk memiliki kearifan kebijaksanaan dan ilmu yang seluas-luasnya untuk mengapresiasi kebenaran satu sama lain," kata Cak Nun.***