Salah satunya wakil ketua MPR, Hidayat Nur Wahid yang merespons positif unggahan Anies Baswedan sebagai contoh tradisi yang bagus.
"Pemimpin memang perlu terus meluaskan wawasan. Membaca buku berbobot adalah salah satu caranya. Penting kualitas demokrasi diselamatkan. Agar Rakyat dan NKRI maju aman sejahtera. Tradisi yg bagus dari pak Gub @aniesbaswedan, dan tidak perlu diperdebatkan," cuit Hidayat Nur Wahid.
Gubernur Lemhanas Letjen (Purn) Agus Wijoyo bersama Dr KH Ahmad Heryawan, nanti malam akan hadiri undangan Panitya Munas @PKSejahtera, diskusikan Peran Partai Politik Dlm Mewujudkan Cita2 dan Tujuan Nasional. Itu bagian dari rangkaian kegiatan sambut Munas PKS : 26-29/11/2020. https://t.co/Ed51s2UYD7— Hidayat Nur Wahid (@hnurwahid) November 22, 2020
Selain itu, Ketua Umum PSI, Tsamara Amany juga mempunyai pandangan berbeda mengenai isi buku yang dibaca Anies Baswedan.
"Salah satu poin menarik dalam buku ini adalah pentingnya proses ‘gatekeeping’ partai politik agar seorang tiran yang mengandalkan massa & fanatisme tidak terpilih menjadi Presiden. Menarik memang," ucap Tsamara Amany.
Salah satu poin menarik dalam buku ini adalah pentingnya proses ‘gatekeeping’ partai politik agar seorang tiran yang mengandalkan massa & fanatisme tidak terpilih menjadi Presiden. Menarik memang ???? https://t.co/YrqmnwOYrI— Tsamara Amany (@TsamaraDKI) November 22, 2020
Baca Juga: Kritik TNI yang Copot Baliho HRS, Fadli Zon: Isi Balihonya Bagus, Kenapa Banyak yang Kepanasan?
Jika ditilik lebih jauh, buku tersebut merupakan buku yang ditulis seputar demokrasi di negara Amerika Serikat saat ini.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa buku tersebut berbicara tentang kematian demokrasi yang terjadi di negara Amerika Serikat pada kepemimpinan Donald Trump.
Selain itu dalam buku itu juga turut mengulas tentang bagaimana cara menyelamatkan demokrasi di negara yang terkenal demokratis selama ini.
Sebab itu tidak diketahui apakah buku tersebut merujuk seputar perpolitikan Amerika saat ini, saat Donald Trump's telah kalah dalam kontestasi pemilu Amerika ataukah perpolitikan Indonesia saat ini.***