NASA Rilis Film Timelapse Satu Dekade Matahari dalam Satu Jam

2 Juli 2020, 09:05 WIB
Gambar matahari pada 21 Agustus 2012 yang dirilis oleh NASA /The Guardian

PR BEKASI - National Aeronautics Space and Administration (NASA) telah merilis video timelapse Matahari yang memukau yang mengondensasi seluruh siklusnya menjadi satu jam rekaman, menggunakan gambar bintang yang diambil setiap jam terus menerus selama satu dekade.

Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari The Guardian Kamis, 2 Juli 2020 Solar Dynamics Observatory NASA telah mengumpulkan 425 juta gambar Matahari resolusi tinggi dari peluncurannya pada Februari 2010 hingga Juni tahun ini yang sekarang telah dirangkai bersama dalam satu video utuh.

Selama pengambilan gambar, NASA telah menghabiskan 20 juta gigabyte selama satu dekade tersebut.

Baca Juga: Kangen Band Pernah Jadi Bahan Penelitian Profesor di Malaysia

Menurut NASA, gambar-gambar itu kini telah dirangkai dalam video berdurasi 61 menit yang menunjukkan berbagai peristiwa termasuk transit planet dan letusan Matahari.

Film ini menunjukkan perubahan besar yang dialami matahari selama siklus Matahari, periode sekitar 11 tahun yang melihat kutub utara dan selatan pusat tata surya itu, dan munculnya bintik sebagai akibat dari gas yang mengubah medan magnet bintang.

Setiap detik dari video berdurasi 61 menit ini mewakili gambar yang diambil dalam satu hari dengan frame pertama menunjukkan Matahari pada 2 Juni 2010, dan frame terakhir diambil pada 1 Juni 2020.

Baca Juga: COVID-19 Belum Mereda, Peneliti Tiongkok Keluarkan Peringatan Dini Adanya Pandemi Flu Babi

Dengan apa yang digambarkan NASA sebagai "triad instrumen", SDO mengambil gambar Matahari rata-rata setiap 0,75 detik, termasuk instrumen Atmospheric Imaging Assembly yang menangkap gambar "setiap 12 detik pada 10 panjang gelombang cahaya yang berbeda".

Namun, tidak semua gambar yang diambil SDO dirangkai dalam video timelapse.

NASA menggaet musisi Jerman Lars Leonhard untuk menulis Solar Observe untuk mengiringi musik dalam video tersebut.

Baca Juga: Iuran BPJS Kesehatan Kembali Naik Sejak 1 Juli 2020, Nasdem Kritik Pemerintahan Jokowi

Dalam sebuah pernyataan, NASA menjelaskan mengapa ada beberapa frame kosong dalam video dan perubahan fokus yang jarang terjadi dari Matahari.

"Sementara SDO terus memantau ke arah Matahari, ada beberapa saat yang terlewat," katanya.

"Frame gelap dalam video disebabkan oleh Bumi atau bulan melampaui SDO saat mereka melewati antara pesawat ruang angkasa dan Matahari," sambungnya.

Baca Juga: Kian Banyak Layang-layang Tersangkut di Jaringan Listrik, PLN Beri Peringatan Tegas

NASA juga menjelaskan bahwa "pemadaman yang lebih lama" dalam rekaman pada tahun 2016 disebabkan oleh masalah instrumen AIA yang membutuhkan perbaikan cukup lama.

"Gambar-gambar di mana Matahari berada di luar pusat yang diamati ketika SDO mengkalibrasi instrumennya," tutur NASA.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler