Manfaat Salat bagi Kejiwaan Tubuh, Mampu Redakan Stres dan Gejolak Pikiran Harian

- 10 Maret 2021, 23:18 WIB
Ilustrasi ibadah salat yang memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan tubuh.
Ilustrasi ibadah salat yang memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan tubuh. /PIXABAY

PR BEKASI - Sebagai umat Islam, ibadah salat merupakan hal yang wajib dilaksanakan dan termasuk dalam rukun Islam kedua yang wajib dijalankan bagi setiap Muslim.

Ibadah salat didirikan setiap lima kali sehari di setiap waktunya yang sudah ditentukan di antaranya Subuh, Zuhur, Ashar, Magrib, dan Isya.

Salat memiliki pengertian yakni serangkaian kegiatan berupa ucapan dan perbuatan tertentu yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.

Dikutip dari situs NU, maelaksanakan ibadah salat, memiliki beberapa aturan, seperti syarat, rukun, dan adabnya. Selain itu, gerakan salat memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan tubuh.

Baca Juga: Ibadah Umrah Akan Ditunda Setelah Idul Fitri Tahun Ini, Begini Keterangan Pemerintah Arab Saudi

Baca Juga: Dikabarkan Jadi Wali Nikah Aurel Hermansyah, Gus Miftah: Mas Anang yang Minta

Baca Juga: Pengurus Demokrat versi AHY Diancam Intel Polisi Agar Pro Moeldoko, Rachland Nashidik: Santai Saja

Manfaat gerakan salat bagi kesehatan tubuh, salah satunya memberi pengaruh pada ketenangan jiwa.

Pernyataan ini tentu bukan tanpa alasan, ada banyak penelitian psikologis yang mengungkapkan hal itu berdasarkan kajian ilmiah, yakni dengan istilah bernama 'terapi religius'.  

Menurut penelitian Dedy Susanto berjudul "Psikoterapi Religius sebagai Strategi Dakwah dalam Menanggulangi Tindak Sosiopatic pada Tahun 2013", terapi religius merupakan sebuah metode penyembuhan terhadap pola perilaku menyimpang dengan menggunakan pendekatan-pendekatan agama. 

Pada dasarnya setiap manusia memang selalu dilanda ragam permasalahan tentang kehidupan, seperti kegagalan dalam soal karier, ekonomi, dan problematika sosial.

Tidak jarang akibat permasalahan tersebut akan mengalami gangguan jiwa sehingga berdampak pada kesehatan jasmani, baik fisik maupun mental, termasuk juga di dalam hubungan sosialnya.

Baca Juga: 300 Pemuda Arab Saudi Dikirim ke Jepang untuk Ikut Pelatihan Pembuatan Manga dan Produksi ‘The Journey’ 

Mengacu pada hal tersebut, sangat penting bagi manusia untuk tetap rileks ketika pikirannya mengalami gejala stres berat.

Sangat penting pula baginya untuk selalu memperhatikan kondisi dirinya dalam menyikapi permasalahan yang ada.

Oleh karena itu, dibutuhkan terapi jiwa agar pengembangan, pemberdayaan potensi, dan kecerdasan fitrah manusia dapat dikondisikan dengan stabil.

Untuk meredam permasalahan-permasalahan yang ada, salat menjadi salah satu solusi ibadah yang bisa menjadi praktik terapi jiwa dengan sangat sederhana.

Melalui salat, manusia bisa berhubungan langsung antara seorang hamba kepada Allah SWT tanpa ada sekat komunikasi yang dapat terpisahkan.

Baca Juga: Dukung AHY Cs dalam Kisruh Demokrat, Arief Poyuono: Lawan! Jangan Takut Kalau Kalian Benar

Pada praktiknya, salat memiliki norma khusus yang dapat memelihara pikiran manusia yang mengerjakannya.

Oleh karena itu, seyogyanya kita dituntut untuk khusu' dalam salat, yakni konsentrasi memusatkan pikiran pada satu titik dengan segala kerendahan hati sebagai bentuk penghambaan kepada Allah

Ibnu Hajar Ansori dkk dalam penelitian berjudul Psikologi Salat pada Tahun 2019,  menjelaskan ketika seseorang berkonsentrasi, ia akan dituntut untuk mengontrol diri mereka, baik dalam hal perbuatan maupun pikiran.

Kontrol diri ini adalah metode pengendalian emosi seseorang dan dorongan-dorongan yang terdapat dalam dirinya. Melalui pengendalian emosi, seseorang bisa mengarahkan energi emosi ke saluran ekspresi yang bermanfaat.

Seperti halnya praktik salat yang harus melihat ke tempat sujudnya, yaitu fokus pada titik yang tetap ketika berdiri.

Baca Juga: Jadi Bintang Dortmund Singkirkan Sevilla, Erling Haaland Lampaui Rekor Ronaldo dan Lionel Messi

Melihat kedua kaki ketika ruku, melihat ujung hidungnya ketika sujud, artinya terdapat titik pandang yang tetap pada setiap gerakan salat agar pandangan orang yang mengerjakannya tidak terpecah sehingga dapat mempengaruhi konsentrasinya.   

Dengan begitu, apabila pekerjaan tersebut sudah menjadi kebiasaan sehari-hari, maka akan berdampak besar pada perbuatan-perbuatan yang lain.

Kontrol diri inilah yang bisa menjadi solusi dalam menghadapi gejala stres dan sangat mudah diterapkan hanya melalui ibadah salat.

Selain menghilangkan gejala stres, gerakan salat juga dapat menstabilkan fungsi organ tubuh dengan baik.

Salah satunya sujud, yakni ketika posisi kepala lebih rendah dari posisi jantung, urat saraf pada bagian otak akan terisi oleh darah. Hal ini dapat mengakibatkan otak dapat berfungsi dengan baik.

Baca Juga: Detik-detik Ustaz Yahya Waloni Diusir Jamaah Viral di Media Sosial, Warganet: Ustaz Karbitan

Artinya dengan membiasakan sujud, setiap harinya bisa membantu merelaksasi otot-otot kepala.  

Selanjutnya, gerakan salat juga memiliki esensi yang identik dengan kerendahan hati.

Bermula dengan gerakan takbiratul ihram, manusia dituntut untuk memusatkan pikiran untuk merendahkan diri ketika ber-tawajjuh kepada Allah. Diikuti gerakan ruku dengan membungkukkan badan yang menggambarkan sifat tawadhu.

Gerakan berikutnya yaitu sujud ketika sebagai bentuk manifestasi penghambaan kepada Allah. Kemudian tasyahud yang berisi pujian, doa, dan keselamatan sebagai wujud harapan manusia paling tinggi.

Terakhir gerakan salam menoleh ke arah kanan dan kiri, dengan memaksudkan menebarkan keselamatan dan kebaikan untuk semua makhluk Allah.  

Dari semua rangkaian itu, salat memberikan pesan penting kepada manusia tentang makna kesalehan, baik kesalehan individu maupun sosial.

Baca Juga: Pancasila Buat Rakyat Bersatu, Aria Bima: Saya Kumpulkan Anggota PKI dalam Satu Rumah Kebangsaan di PDI 

Tidak dapat dipungkiri bahwa ritual salat jika dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari, maka dapat membentuk identitas dan moral yang baik untuk masyarakat.  

Sedari dulu, Allah SWT sudah banyak menegaskan betapa pentingnya salat dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satunya dalam surat Al-Ankabut ayat 45 yang berbunyi:

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ  

"Baca lah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-Kitab (Al-Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."  

Begitu mudahnya bagi umat Islam yang dilanda stres untuk menjalankan terapi jiwa yang sangat sederhana ini, yakni dengan membiasakan shalat lima waktu setiap harinya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: NU


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah