"Tidak mungkin bisa bersatu dan menyatu kalau tidak ada Ketuhanan Yang Maha Esa. Sulit untuk membuat mufakat melalui musyawarah mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, kalau tidak berkeTuhanan Yang Maha Esa," sambung publik figur yang juga tokoh asal Garut tersebut.
Selain itu, Diky Candra juga menilai agama menjadi tolak ukur orang-orang dalam melakukan suatu perbuatan.
"Agama mempersulit orang-orang berbuat jahat, bebas bohong, bebas zalim, dan bebas memanjakan penyakit hati. Jadi, hanya orang-orang yang punya niat jahat dan ingin berkuasa sesuka hatilah yang anti agama," tutur Diky Candra.***