Di luar bulan puasa, Rasulullah SAW menganjurkan agar orang berkumur dan ber-istinsyaq sekeras-kerasnya agar mulut dan hidung lebih bersih.
Namun, selama bulan puasa, Rasulullulah SAW menganjurkan agar jangan berlebihan melakukan hal demikian agar tidak kemasukan air ke dalam perut sehingga puasa menjadi batal.
Oleh karena itu, berkumur dan istinsyaq secara normal tidak membatalkan puasa. Hal ini didasarkan pada hadis:
عَنْ لَقِيْطِ بْنِ صَبِرَةَ قَالَ قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ أَخْبِرْنِيْ عَنِ الْوُضُوْءِ قَالَ أَسْبِغِ الْوُضُوْءَ وَخَلِّلْ بَيْنَ الأَصَابِعِ وَبَالِغْ فِي الإِسْتِنْشَاقِ إِلاَّ أَنْ تَكُوْنَ صَائِمًا. (رواه الترمذي)
Artinya: Diriwayatkan dari Laqith bin Saburah, ia berkata: Aku berkata, wahai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam terangkanlah kepadaku perihal wudu. Beliau bersabda: Ratakanlah air wudu dan selah-selahilah jari-jarimu serta keras-keraskanlah menghirup air di hidung kecuali apabila kamu sedang berpuasa. (HR. Tirmidzi)
Dalam riwayat ad-Daulabi yang disahihkan sanadnya oleh Ibnu al-Qathan dinyatakan:
إِذَا تَوَضَّأَ فَبَالِغْ فِي الْمَضْمَضةِ وَالإِستِنشَاقِ مَالَمْ تَكُنْ ضَائِمًا
Artinya: Apabila engkau berwudu, maka keraskanlah dalam berkumur dan menghirup air di hidung, kecuali kamu sedang berpuasa.