Khutbah Jumat Bahasa Indonesia Terbaru 2021: Puasa Pengikis Mental Korupsi

- 27 Agustus 2021, 05:51 WIB
Puasa menghindari seseorang dari korupsi, simak selengkapnya di khutbah Jumat terbaru mengenai puasa pengikis mental korupsi.
Puasa menghindari seseorang dari korupsi, simak selengkapnya di khutbah Jumat terbaru mengenai puasa pengikis mental korupsi. /Freepik/garakta_studio

PR BEKASI – Naskah Khutbah Jumat bahasa Indonesia terbaru mengenai puasa sebagai pengikis mental korupsi. 

Sebagaimana diketahui, korupsi masih menjadi masalah yang mengakar di kehidupan berbangsa Indonesia. 

Setiap tahunnya hampir selalu ada pejabat negara yang tertangkap basah melakukan tindaken korupsi. 

Dalam persepektif Islam korupsi termasuk perbuatan fasad dan khianat yaitu perbutan yang merusak tatanan kehidupan. 

Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat dan Padat 2021 tentang Cara Mengisi Bulan Muharram

Selain itu pelakunya yang biasa disebut koruptor bisa dikategorikan melakukan perbuatan dosa besar. 

Lantas adakah cara untuk memberantas korupsi dalam kacamata Islam?

Simak materi khubah Jumat yang ditulis oleh Anggota Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Drs. HM Ridwan Abu Bakar MS.

Adapun tema yang dibahas itu adalah puasa sebagai pengikis mental korupsi. 

Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat dan Padat 2021 dari Ustaz Yudi Yansyah Tentang Keistimewaan Muharram

Mari simak khutbah Jumat mengenai puasa sebagai pengikis mental korupsi, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari laman PWNU, Jumat, 27 Agustus 2021.

Berikut khutbah Jumat mengenai puasa sebagai pengikis mental korupsi.

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلُهُ بِالْهُدَى وَذِيْنِ الْحَقِّ، لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى خَيْرِ الْخَلْقِ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّابَعْدُ فَيَاعِبَادَ اللهِ، اِتَّقُوا اللهَ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Persoalan yang selalu menghantui kita sebagai bangsa adalah korupsi. Suatu aib nasional yang telah berlangsung sekian lama dari tahun ke tahun tanpa dapat diberantas secara tuntas, total sampai ke akarakarnya. 

Betapa malunya kita sebagai negara yang mayoritas Muslim, termasuk salah satu di antara negara-negara yang terkorup di dunia. Umat Muslim-nya terbanyak tapi terkorup. Tindakan korupsi di negara kita ini sudah sampai pada tahap yang meresahkan. 

Kalau dahulu korupsi dilakukan oleh mereka yang memegang jabatan tertentu atau di lembaga-lembaga keuangan, tapi sekarang sudah sampai pada tingkat terkecil dalam masyarakat mulai kepala desa, camat, bupati, DPRD dan seterusnya. Jadi korupsi di negara kita seakan-akan sudah membumi dan mentradisi di kalangan masyarakat.

Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat Terbaru Agustus 2021: 5 Cara Syukuri Nikmat Kemerdekaan Indonesia

Sidang jamaah yang dirahmati Allah

Dalam perspektif ajaran Islam korupsi termasuk kategori perbuatan fasad dan khianat yakni perbuatan yang merusak (fasad) tatanan kehidupan, dan pelakunya boleh dikategorikan melakukan jinayah kubra (dosa besar). Balasan bagi pelaku fasad dikemukakan dalam al-Maidah/5: 33;

إِنَّمَا جَزَٰٓؤُا۟ ٱلَّذِينَ يُحَارِبُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَيَسْعَوْنَ فِى ٱلْأَرْضِ فَسَادًا أَن يُقَتَّلُوٓا۟ أَوْ يُصَلَّبُوٓا۟ أَوْ تُقَطَّعَ أَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُم مِّنْ خِلَٰفٍ أَوْ يُنفَوْا۟ مِنَ ٱلْأَرْضِ ذَٰلِكَ لَهُمْ خِزْىٌ فِى ٱلدُّنْيَا وَلَهُمْ فِى ٱلْءَاخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ

Artinya: “Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.”

Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat Terbaru Agustus 2021 Spesial HUT RI ke-76: Cinta Tanah Air Bagian dari Iman

Muhammad Ali as-Sabuni, menyatakan bahwa yang dimaksud dengan al-fasad yaitu segala perbuatan yang menyebabkan hancurnya kemaslahatan dan kemanfaatan hidup. 

Seperti membuat teror yang menyebabkan orang takut, membunuh, melukai dan mengambil atau merampas harta orang lain. Berdasarkan pendapat tersebut, korupsi sama buruk dan jahatnya dengan terorisme.

Rasulullah bersabda:


لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ، النَّارُ أَوْلَى بِهِ

Artinya: “Sungguh daging yang tumbuh dari barang haram tidak akan masuk surga; neraka lebih pantas untuknya.” (HR Ahmad, al-Tirmidzi).

Baca Juga: Khutbah Jumat Terbaru 2021: Amalan untuk Mengisi Bulan Muharram

Hakikat Puasa

Sidang jamaah yang dirahmati Allah

Puasa atau shiyam secara bahasa bermakna menahan diri dari sesuatu, bisa berupa makanan atau minuman. 

Sedangkan menurut syariat, puasa adalah suatu amalan ibadah yang dilakukan dengan cara menahan diri dari segala hal yang berhubungan dengan hawa nafsu. Seperti makan, minum bersenggama, marah, dan lain sebagainya, dalam rangka meningkatkan ketakwaan bagi seorang Muslim. 

Ibadah puasa sebagai bagian dari sistem peringatan dini bagi manusia untuk selalu waspada dengan godaan-godaan yang tidak sejalan dengan kebenaran, maka sebenarnya puasa secara strategis menjadi satu sistem yang andal dalam upaya kita bersama memberantas masalah korupsi.

Baca Juga: Khutbah Jumat Terbaru 2021: Hal yang Penting Diperhatikan di Bulan Muharram

Sidang Jamaah yang dirahmati Allah.

Ibadah puasa dengan makna seperti telah disebutkan, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari ibadah-ibadah lain yang berfungsi sebagai peringatan dini dan kontrol teologis dan sosial untuk terjadinya tindakan pelanggaran hukum seperti korupsi. Karena puasa sarat dengan nilai-nilai hidup yang baik, yaitu:

Nilai Kejujuran

Di antara banyak kemuliaan dan dasar dari segala perilaku baik adalah jujur. Orang yang mempunyai sifat jujur akan mendapatkan derajat yang tinggi di mata manusia. 

Dalam puasa nilai-nilai kejujuran diaplikasikan. Ketika kita sedang berpuasa dalam suasana panas kehausan, kita mampu untuk menahan tidak makan, minum. 

Bila kristalisasi nilai-nilai kejujuran dalam ibadah puasa ini bisa kita bawa kedalam kehidupan nyata, bukan hanya pada bulan Ramadhan, maka menjadi modal utama satu sistem kontrol yang tidak memberi kesempatan terjadinya tindak pidana korupsi.

Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat Terbaru 2021: Dua Amalan Surga yang Banyak Ditinggalkan

Nilai Kedispilinan

Ketika kita berniat menjalankan puasa, kita mampu untuk mendisiplinkan diri. Waktu sahur dan berbuka. 

Aturan rentang waktu tersebut bersifat mutlak walaupun kita bangun agak terlambat sehingga hanya sempat minum beberapa teguk saja tidak sempat makan sahur, begitu terdengar tanda imsak atau azan Subuh kita akan menghentikan makan atau minum karena sudah waktunya mulai berpuasa. 

Tidak ada sanksi langsung baik berupa denda maupun sanksi fisik yang diterapkan bila kita melanggarnya tetapi kita mampu menjaga amanat waktu tersebut. 

Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat Terbaru 2021: 3 Golongan yang Tidak Akan Diajak Bicara di Hari Kiamat

Puasa juga mendisiplinkan moral, menjauhkan diri dari segala sesuatu yang terlarang. 

Dengan jalan puasa dapat menaklukan jasmani kita, bahwa kita bukan budak nafsu tetapi menjadi majikannya.

Maka sudah semestinya pada hari-hari di luar bulan Ramadhan, atau di saat kita tidak berpuasa, kita mampu untuk mendisiplinkan diri tidak gampang tergoda oleh hal-hal yang jelas-jelas dilarang. 

Karena tujuan utama diwajibkannya melaksanakan ibadah puasa adalah untuk menjadi orang yang bertakwa, dan ketakwaaan tersebut tidak selesai atau berhenti pada akhir bulan Ramadhan, tetapi ketakwaan setiap saat. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

إِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

Artinya: “Bertaqwalah kepada Allah di mana pun engkau berada, dan hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik.” (HR Ahmad dan Tirmidzi).

Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat Terbaru 2021: Tiga Amalan yang Tidak Putus

Semoga khutbah yang singkat ini memberikan manfaat bagi kehidupan kita di dunia dan akhirat.

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالْآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَانَجَاةَ التَّائِبِيْنَ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا مُبَارَكًا طَيِّبًا فِيْهِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

أَمَّا بَعْدُ: فَيَا مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ اللَّهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وَقَالَ تَعَالَى أَيْضًا، إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيْ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.  سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Demikian khutbah Jumat mengenai puasa sebagai pengikis mental korupsi yang disampaikan Drs. HM Ridwan Abu Bakar MS.***

Editor: Puji Fauziah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah