Khutbah Idul Adha 2022: Semangat Berkurban dan Tumbuhkan Kesadaran untuk Berbagi Terhadap Sesama

- 9 Juli 2022, 20:48 WIB
Contoh materi khutbah Idul Adha 2022.
Contoh materi khutbah Idul Adha 2022. /pixabay.com/Chattrapal (Shitij) Singh/

PR BEKASI – Tersedia teks khutbah Idul Adha 2022 atau 1443 H dengan tema berkurban.

Tema kali ini membahas tentang arti semangat dalam berkurban untuk menumbuhkan kesadaran dalam berbagi.

Berbagi atau membantu seseorang yang membutuhkan bisa dengan memanfaatkan momen Idul Adha ini.

Oleh karena itu, khutbah Idul Adha 2022 ini akan menjelaskannya secara lebih lanjut.

Berikut khutbah Idul Adha 2022 dengan tema semangat berkurban sebagaimana dilansir Pikiranrakyat-Bekasi.com dari umsida.ac.id:

Baca Juga: Cara Menurunkan Kolesterol dengan Lakukan 3 Hal Sederhana Berikut

Khutbah Idul Adha 2022

أَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَاكَاتُهُ

اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (×3) اللهُ اَكبَرْ (×3(

اللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرَا وَسُبْحَان للهِ بُكْرَةَ وَاَصِيْلاَ, لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ, اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ

اَلْحَمْدُا ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِأَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَمُضِلَ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ اِلآّ اَللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُهَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْ لُهُ وَلآنَبِىَ بَعْدَهُ. اُوْصِيكُمْ عِبَادَ اللهِ وَاِيآيَ بِتَقْوَي اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ . اَمَا بَعْدُ

وَقآَلَ اَللهُ تَعَآلَي فِى ا لْقُرْآنِ الْكَرِيم:

يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Baca Juga: Ramalan Zodiak Aquarius dan Pisces, Minggu 10 Juli 2022: Karier, Cinta dan Kesehatan Lancar

Hadirin sidang jamaah sholat Idul Adha yang dimuliakan Allah SWT.

Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah SWT atas limpahan Rahmat, Nikmat, Taufiq dan Hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita dapat hadir di tanah lapang ini untuk mengikuti shalat idul adha secara berjamaah dalam keadaan sehat wal-‘afiat.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat, dan penerus risalah perjuangannya, termasuk kita yang hadir di lapangan ini.

Baca Juga: Classroom of the Elite Season 2 Episode 2: Jadwal Rilis, Tempat Nonton dan Spoilernya

Pada pagi hari ini dalam waktu yang bersamaan dan beriringan seluruh umat Islam di dunia mengumandangkan kalimat takbir, tahlil, dan tahmid. Semua membesarkan Allah, mentauhidkan Allah, dan memuji Allah SWT, termasuk yang kita lakukan di lapangan ini.

Dalam waktu yang bersamaan pula ada jutaan umat Islam dari berbagai penjuru dunia berkumpul di tanah suci makkah al-mukarramah untuk menunaikan ibadah haji sebagai pelaksanaan rukun Islam yang kelima, yang wajib ditunaikan oleh umat Islam yang sudah mempunyai kemampuan.

Kita doakan semoga mereka diberi kemampuan oleh Allah untuk dapat menjalankan seluruh rangkaian ibadah haji dengan lancar dan aman, sehingga kelak bisa pulang kembali ke tanah air dengan bahagia dan menjadi haji yang mabrur.

Baca Juga: Do It Yourself: 8 Kegunaan Kulit Telur yang Jarang Diketahui, Jadi Pakan Burung hingga Pupuk Tanaman

Hadirin yang dirahmati Allah SWT.

Pada Hari Raya idul adha ini, kita yang mempunyai kemampuan materi disyariatkan untuk menunaikan ibadah qurban, sebagai wujud ketaatan kita kepada Allah SWT dan Rasulullah Muhammad SAW.

Ibadah qurban ini kita lakukan sebagai wujud kesyukuran kita kepada Allah SWT. atas karunia nikmat yang sangat banyak, sebagaimana ditegaskan oleh Allah SWT di dalam al-Qur’an surat al-Kautsar ayat 1-3.

إِنَّآ أَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ.

Baca Juga: One Piece: 10 Karakter yang Semakin Tidak Disukai, Ada Sanji hingga Shirahoshi

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.” (QS. Al-Kautsar: 1-3).

Allah SWT telah memberikan nikmat yang sangat banyak kepada kita, bersifat materi dan nonmateri, kesehatan diri dan keluarga kita, bahkan rizki kita yang berupa materi serta nikmat lainnya yang tidak bisa kita hitung banyaknya.

Atas semua nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT itu kemudian kita diperintahkan untuk mendirikan shalat dan berkurban.

Baca Juga: Profil Sapi Wisanggeni Milik Irfan Hakim, Pemenang Kontes Nasional APPSI dengan Nilai Tebusan Rp200 Juta

Kepatuhan kita kepada Allah tidak cukup hanya dengan mendirikan shalat, tetapi harus sampai pada kemauan dan kesungguhan kita dalam berqurban.

Berqurban menjadi salah satu indikator kepatuhan, ketundukan, dan kesungguhan kita di dalam menjalankan perintah Allah SWT.

Pelajaran shalat dan berkurban mempunyai dimensi vertikal dan horizontal. Shalat mengajarkan kepada kita untuk membangun hubungan baik dengan Allah SWT (hablum minallah), dan berqurban mengajarkan kepada kita untuk membangun hubungan baik dengan sesama manusia (hablum minannas).

Baca Juga: Resep Bumbu Oles Sate Kambing untuk Menu Olahan Daging Kurban Saat Idul Adha 2022

Sejarah disyariatkannya berkurban di jalan Allah ini telah ditunjukkan dalam drama kehidupan Nabi Ibrahim AS di mana dalam usianya yang sudah tua Ibrahim belum dikaruniai keturunan dan dia secara terus-menerus berdoa memohon kepada Allah SWT untuk diberikan keturunan, memohon untuk diberi anak yang sholih, yang diharapkan bisa melanjutkan dakwah dan perjuangannya di kemudian hari.

Atas kesungguhan do’anya itu, kemudian Allah SWT mengabulkannya dengan memberi keturunan, maka lahirlah seorang anak yang kemudian diberi nama Ismail.

Dengan hadirnya Ismail ini Nabi Ibrahim AS merasa senang dan tentram serta mempunyai harapan akan keberlangsungan dakwah dan perjuangannya di masa depan.

Baca Juga: 11 Ucapan Selamat Idul Adha 2022, Silahkan Dipilih!

Di saat Ismail tumbuh dan berkembang dengan sempurna secara lahir dan batin, Nabi Ibrahim AS mendapat ujian dari Allah SWT yang teramat berat, yaitu dalam mimpinya Nabi Ibrahim diperintah oleh Allah SWT untuk menyembelih anaknya yang teramat disayangi dan dicintainya, dan Nabi Ibrahim menjalaninya dengan penuh ketaatan kepada Allah SWT.

Peristiwa ini diabadikan di dalam QS. Ash-Shaffat ayat 99-111

Artinya:

“Dan Ibrahim berkata: “Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Rabbku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku. Ya Rabbku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih.

Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,

Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?”

Baca Juga: 10 Makanan Penurun Kolesterol Tinggi, Bisa Sehat Tanpa Obat

Ia menjawab: “Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya di atas pelipisnya, (nyatalah kesabaran keduanya).

Dan Kami memanggilnya: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.

Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) “Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim.”

Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.” (QS. Ash-Shaffat: 99-111).

Ujian Nabi Ibrahim AS dan Ismail ini telah berhasil dijalani dan dilewati dengan sempurna, penuh kepatuhan dan ketaatan menunaikan perintah Allah SWT.

Baca Juga: Bacaan Doa Setelah Sholat Witir, Lengkap dalam Latin dan Terjemahan

Karena totalitas kepatuhannya kepada Allah SWT dalam peristiwa ini sesaat ketika Nabi Ibrahim AS mau menyembelih Ismail, Allah SWT menyelamatkan Ismail dan menggantinya dengan seekor domba yang besar, sehingga Ismail terselamatkan dan yang disembelih oleh Nabi Ibrahim AS adalah domba yang besar sebagai tebusan dari Allah SWT.

Dari peristiwa yang dialami Nabi Ibrahim AS. dan putranya Ismail inilah yang menjadi tonggak disyariatkannya ibadah qurban.

Begitu luar biasanya kepatuhan dan ketaatan Nabi Ibrahim AS dan putranya Ismail dalam menjalankan perintah Allah SWT, sampai urusan nyawa pun diberikan demi mewujudkan ketaatan dan kepatuhannya kepada Allah SWT.

Atas ketaatan dan kepatuhannya itu kemudian Allah menyelamatkan Ismail dan memberi tebusan dengan seekor domba yang besar.

Pelajaran yang diberikan oleh Nabi Ibrahim AS dan Ismail itu mengandung spirit berqurban yang perlu kita teladani dan kita kembangkan dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Menjelang Pertandingan Leg Kedua Semifinal Piala Presiden 2022, Milomir Seslija: Sepak Bola Sangat Sulit

Hadirin yang dirahmati Allah SWT

Allah SWT telah memberikan kepada kita nikmat yang sangat banyak dan oleh karena itu kita diperintahkan untuk mendirikan shalat dan berkurban.

Kita yang diberi kelebihan rizki dan kemampuan untuk berqurban harus menunaikan ibadah qurban, sebagai wujud kepatuhan dan ketaatan kita kepada Allah dan Rasul-Nya.

Begitu kuatnya perintah berqurban ini untuk ditunaikan, sampai-sampai Rasulullah SAW memberikan peringatan keras dan tegas kepada umatnya, sebagaimana termuat di dalam hadits riwayat Imam Ahmad dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah, sebagai berikut:

مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ فَلاَ يَقْرَبَنَّ مُصَلاَّنَا

Artinya: “Barangsiapa yang memiliki kelapangan untuk berkurban namun dia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat kami” (HR Ibnu Majah, Ahmad dan Al Hakim).

Semangat berqurban melahirkan semangat berbagi, berbagi kepada sesama manusia, terutama mereka yang kurang mampu, dan mereka yang membutuhkan.

Baca Juga: Jangan Khawatir! Hewan Ternak Terjangkit PMK Masih Bisa Dikonsumsi Jika Lakukan Hal Berikut

Semangat berqurban juga melahirkan semangat berbagi kemanusiaan secara lebih luas, tidak hanya di waktu idul adha sebagai hari raya qurban, tetapi juga di hari-hari lain di luar idul adha.

Dalam konteks Indonesia, kita patut bersyukur dan bangga bahwa bangsa yang kita cintai ini mempunyai banyak kelebihan dan keunggulan, tetapi kita juga menemukan banyak kekurangan dan kelemahan, jika dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain di dunia ini. Setidaknya bisa saya sebutkan tiga keunggulan Indonesia, yaitu:

Pertama, dilihat dari jumlah penduduknya. Indonesia mempunyai jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, sebanyak 269.738.816 jiwa, setelah China sebanyak 1.420.430.892 jiwa, India sebanyak 1.369.821.675 jiwa, dan Amerika Serikat sebanyak 329.264.515 jiwa per 28 Juli 2019, pukul 08.05.

Besarnya jumlah penduduk ini bisa menjadi kekuatan luar biasa, jika penduduk yang besar itu terdidik dan berkompeten.

Kedua, dari sisi sumber daya alamnya, Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa, termasuk terbaik di dunia, di dalamnya mengandung berbagai tambang, kekayaan laut dan darat yang luar biasa, dan lain-lain, sehingga menjadi incaran pengusaha dari berbagai Negara.

Kekayaan alam Indonesia yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke merupakan karunia dari Allah SWT yang sangat besar dan harus dikelola dengan sungguh-sungguh untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.

 

Ketiga, pada sisi pertumbuhan ekonomi. Dari beberapa data menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan gambaran yang bagus.

Hadirin yang dirahmati Allah SWT.

Jumlah penduduk yang besar ditambah dengan sumber daya alam yang melimpah dan pertumbuhan ekonomi yang bagus belum meniscayakan Indonesia menjadi bangsa yang maju dan kuat yang disegani oleh bangsa-bangsa lain di dunia.

Pertumbuhan ekonomi yang tergolong baik belum meniscayakan pemerataan kesejahteraan masyarakat Indonesia, masih banyak anggota masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan dan rendahnya sumber daya manusia.

Hadirin sidang jamaah shalat Idul Adha yang dirahmati Allah SWT.

Semangat kita untuk berqurban di hari raya Idul Adha ini di beberapa daerah telah menunjukkan antusiasme yang luar biasa, sehingga daging qurbannya melimpah, sementara di sebagian wilayah Indonesia yang lain tidak ada yang berqurban.

Semangat berkurban harus melahirkan semangat untuk berbagi, bukan hanya berbagi kepada masyarakat di sekitar yang dekat dengan rumah kita, tetapi juga perlu diperluas jangkauannya sampai di daerah-daerah yang jauh dengan tempat tinggal kita, terutama di daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal).

Baca Juga: One Piece 1024: Momen Kembalinya Red Scabbards di Medan Pertempuran dan Kemunculan Oden

Kita perlu mengurangi ego sektoral dan mengembangkan ego komunal, semangat yang bersifat lokal perlu dikembangkan lagi dengan membangun semangat lintas sektoral, lintas daerah, dan lintas wilayah.

Sehingga secara bersama-sama kita ikut membahagiakan dan mengangkat mereka yang membutuhkan sentuhan dan pertolongan kita yang mampu dan berkecukupan.

Semangat berkurban dan berbagi umat Islam ini tidak cukup hanya dilakukan pada hari raya idul adha, tetapi perlu diteruskan pada hari-hari dan bulan-bulan berikutnya.

Umat Islam perlu secara terus-menerus menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran baru untuk terus berbagi kepada masyarakat luas sesuai dengan kemampuan-nya.

Masyarakat kita yang kurang mampu tidak hanya butuh daging qurban, tetapi mereka membutuhkan kehidupan yang lebih baik secara lahir dan batin, fisiknya sehat, kebutuhan ekonominya tercukupi, anak-anaknya punya kesempatan untuk menempuh pendidikan sampai pendidikan tinggi, mereka mempunyai kemampuan untuk mengembangkan usaha yang menguntungkan, sehingga pada akhirnya mereka juga ikut saling berbagi kepada sesama.

Di dalam al-Qur'an dan Hadits Nabi SAW banyak sekali peringatan dan anjuran kepada kita untuk mau dengan sungguh-sungguh memperhatikan dan sekaligus memberikan pertolongan kepada mereka yang perlu dibantu. Beberapa di antaranya kami kemukakan berikut ini:

أرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ (١)فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ (٢)وَلا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ (٣)فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (٤)الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلاتِهِمْ سَاهُونَ (٥)الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ (٦)وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ (٧)

Artinya: “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? (1), Itulah orang yang menghardik anak yatim (2), dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin,

(3) Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat (4), (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya (5), orang-orang yang berbuat riya (6), dan enggan (menolong dengan) barang berguna (7). (QS. al-Ma'un: 1-7).

Baca Juga: Ramalan Zodiak Libra dan Scorpio, Minggu 10 Juli 2022: Hati Selalu Menjadi Jawaban Terbaik

لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّىٰ تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ

Artinya: “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya”. (QS. Ali Imran: 92)

الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ السُّفْلَى ، وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ ، وَخَيْرُ الصَّدَقَةِ عَنْ ظَهْرِ غِنًى ، وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللَّهُ ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ

Artinya: “Dari Hakim bin Hizam radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: “tangan yang diatas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Dan mulailah dari orang yang menjadi tanggunganmu. Dan sebaik-baik sedekah adalah yang dikeluarkan dari orang yang tidak membutuhkannya (sudah tercukupi kebutuhannya).

Barangsiapa menjaga kehormatan dirinya maka Allah akan menjaganya dan barangsiapa yang merasa cukup maka Allah akan memberikan kecukupan kepadanya”. (Muttafaq ‘alaih: HR. Bukhari (no. 1427) dan Muslim (no. 1034).

عن أبي همزة أنس بن مالك رضي الله عنه – خادم رسول الله صلى الله عليه وسلم – عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ” لا يؤمن أحدكم حتى يحب لأخيه ما يحب لنفسه ” رواه البخاري ومسلم

Artinya: “Dari Abu Hamzah Anas Bin Malik Radhiyallahu ‘anhu pembantu Rosulullahi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Tidak sempurna Iman seseorang sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”. (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Baca Juga: Idul Adha 2022, 30 Link Twibbon Gratis dan Terbaru Pasang di Status WA dan IG

مَثَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ فِيْ تَرَاحُمِهِمْ وَتَوَادِّهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى عَضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

(رواه البخاري ومسلم)

Artinya: “Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan saling berempati bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggotanya merasakan sakit, maka seluruh tubuh turut merasakannya dengan berjaga dan merasakan demam”. (H.R. Bukhari dan Muslim).

الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

Artinya: “Seorang mukmin bagi mukmin yang lain seperti sebuah bangunan, yang sebagiannya mengokohkan bagian yang lain”. (HR Abu Ya‘la, Ahmad, Bukhari, Ibnu Abi Syaibah, Ibnu Hibban, Muslim, Nasa'i, Thabrani, Tirmidzi dan Qadha'i ).

Hadirin sidang jamaah shalat Idul Adha Rahimakumullah

Mengakhiri khutbah Idul Adha ini marilah kita memanjatkan do’a kepada Allah SWT semoga ibadah shalat dan qurban kita, serta semua perjuangan kita diterima dan dicatat sebagai amal shalih di hadapan Allah SWT.

Semoga saudara-saudara kita yang sedang menunaikan ibadah haji di tanah suci Makkah diberi kelancaran dalam ibadahnya dan keberkahan dalam kehidupannya serta meraih haji yang mabrur.

Semoga saudara-saudara kita di manapun berada yang saat ini sedang mengalami kesusahan segera mendapatkan pertolongan dan diangkat derajatnya oleh Allah SWT.

Baca Juga: Idul Adha 2022, Download Gratis 40 Link Twibbon Lengkap dengan Cara Penggunaannya

Kita bermunajat kepada Allah SWT semoga hidup kita di dunia ini senantiasa berada di jalan yang benar, mampu beribadah dan menjalankan tugas kekhalifahan di muka bumi ini dengan baik dan benar, selalu dalam bimbingan-Nya, dan semoga di akhirat kelak kita dimasukkan ke dalam surganya Allah SWT, Aamiin ya Rabbal-‘Aalaiin.

أعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطنِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ. اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ
اَلّلَهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسِلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعُ قَرِيْبُ مُخِيْبُ الدَّعْوَاتِ يَاقَظِيَ الْحَخَاتِ يَامُجِيبَ السَّاءِلَتِ
اَلَّلهُمَّ اِنَّا نَسْاءَلُكَ سَلَمَتً فِي الدِّيْنِ وَعَافِيَتَ فِي الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِي الْعِلْمِ وَبَرَكَهً فِي الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ بِرَحْمَتِكَ يآاَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ.
اَلَّلهُمَّ تَقَبَّلْ مِنّآ صَلاَتَنا َوَجَمِيعَ عِبآدَتِنآ بِرِضآكَ وَفَضْلِكَ الْكَرِيْم وَتُبْ عَلَيْنآ إِنَّكَ أَنْتَ تَوَابُ الرَّحِيْمُ .
رَبَّنآ لاَتُزِغْ قُلُوْبَنآ بَعْدَ إِذْ هَذَيْتَنآ وَهَبْ لَنَآ مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ الْوَهَآبُ.

رَبَّنآ هَبْ لَنَآ مِنْ أَزْوَاجِنَآ وَذُرِّيَتِنَآ قُرَّةً أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَآ لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا.
رَبَّنَآ أَتِنَآ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَآ عَذَابَ النَّار.

سُبْحَانَ رَبكَ رَبّ الْعِزَةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمُ عَلىَ الْمُرْسَلِيْن وَالحَمْدُ ِللهِ رَبّ ِاْلعآلَمِيْنَ
واَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَاكَاتُه

Demikian teks khutbah Idul Adha 2022 tentang semangat umat muslim dalam berkurban.***

Editor: Dini Novianti Rahayu

Sumber: Umsida


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah