Amonium Nitrat, Penyebab di Balik Ledakan Dahsyat Lebanon dan Kecelakaan Industri Dunia Lainnya

- 5 Agustus 2020, 17:03 WIB
Amonium nitrat terbesar berada di Gurun Atacama, Chili.
Amonium nitrat terbesar berada di Gurun Atacama, Chili. /Sky News

PR BEKASI - Otoritas Lebanon menyebut penyebab ledakan di Pelabuhan utama Beirut kemungkinan adalah amonium nitrat. Amonium nitrat adalah zat kristal tak berbau yang biasa digunakan sebagai pupuk. Zat ini diketahui telah menjadi penyebab berbagai ledakan di sektor industri selama beberapa dekade terakhir.

Seperti dilansir Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Channel News Asia (CNA), Rabu, 5 Agustus 2020, ledakan yang disebabkan zat ini pernah terjadi di pabrik pupuk Texas, Amerika Serikat (AS) pada tahun 2013 yang menewaskan 15 orang, dan ledakan ini terjadi secara disengaja.

Selain itu, ledakan oleh amonium nitrat juga pernah terjadi terjadi di sebuah pabrik kimia di Toulouse, Prancis pada 2001 yang menewaskan 31 orang tetapi tidak disengaja.

Baca Juga: Ledakan di Lebanon Dinilai Janggal, Pengamat: Saya Duga Disabotase, Seperti Kasus Bom Bali 

Untuk diketahui, ketika dikombinasikan dengan bahan bakar minyak, amonium nitrat menciptakan peledak kuat yang banyak digunakan oleh industri konstruksi, tetapi juga oleh kelompok pemberontak seperti Taliban untuk bahan peledak improvisasi.

Zat itu juga merupakan komponen dalam bom di balik serangan Kota Oklahoma tahun 1995.

Di bidang pertanian, pupuk amonium nitrat diaplikasikan dalam bentuk granul dan cepat larut di bawah kelembapan, memungkinkan nitrogen - yang merupakan kunci pertumbuhan tanaman - untuk dilepaskan ke tanah.

Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab, mengatakan ada 2.750 metrik ton amonium nitrat yang telah disimpan selama bertahun-tahun di sebuah gudang di pinggir kota Beirut yang meledak itu. Ledakan itu telah menewaskan puluhan orang dan menyebabkan kerusakan yang belum pernah terjadi sebelumnya di ibu kota Lebanon.

Baca Juga: Kasus Korupsi Kian Marak di Lembaga Negara, Refly Harun: Harus Jokowi yang Pimpin Langsung 

Namun, menurut Jimmie Oxley, seorang profesor kimia di Universitas Rhode Island mengatakan, dalam kondisi penyimpanan normal dan tanpa panas yang sangat tinggi, sulit untuk menyalakan amonium nitrat.

"Jika Anda melihat video (ledakan Beirut), Anda melihat asap hitam, Anda melihat asap merah, itu adalah reaksi yang tidak lengkap," katanya.

"Saya berasumsi bahwa ada ledakan kecil yang memicu reaksi amonium nitrat - apakah ledakan kecil itu kecelakaan atau sesuatu yang sengaja, saya belum dengar," katanya menambahkan.

Sementara itu, Gubernur Beirut, Marwan Aboud, mengatakan bahwa satu tim responden pertama dikirim untuk menangani kebakaran yang awalnya dilaporkan di pelabuhan Beirut.

Baca Juga: Permudah Siswa dalam Pembelajaran Jarak Jauh, Masjid Diminta untuk Pasang Wifi 

Api pertama, yang terbakar selama beberapa menit, menyebabkan ledakan kedua yang jauh lebih kuat, yang menghancurkan gedung-gedung di dekatnya dan menghancurkan jendela-jendela di kota tersebut.

Ledakan kedua, menurut Direktur Bea Cukai Lebanon Badri Daher, disebabkan oleh "nitrat". Pemadam kebakaran dari tim pertama yang dikirim ke lokasi masih hilang hingga kini, yang menurut Aboud, mungkin hilang di bawah puing-puing di pelabuhan yang runtuh.

Ledakan dahsyat diketahui bisa terjadi karena amonium nitrat adalah pengoksidasi - ini meningkatkan pembakaran dan memungkinkan zat lain untuk menyala lebih mudah, tetapi tidak dengan sendirinya sangat mudah terbakar.

Karena alasan ini, umumnya ada aturan yang sangat ketat tentang di mana zat ini dapat disimpan. Misalnya, zat ini harus dijauhkan dari bahan bakar dan sumber panas.

Baca Juga: Minta Belajar Tatap Muka SD Kembali Dibuka, Dedi Mulyadi: Tidak Cocok untuk Pedesaan 

Faktanya, banyak negara di Uni Eropa yang mengharuskan kalsium karbonat ditambahkan ke amonium nitrat untuk membuat kalsium amonium nitrat, yang lebih aman.

Di Amerika Serikat, peraturan diperketat secara signifikan setelah serangan Kota Oklahoma. Di bawah Standar Anti-Terorisme Fasilitas Kimia, misalnya, fasilitas yang menyimpan lebih dari 2.000 pon (900 kilogram) amonium nitrat harus diperiksa.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x