60 Tahun Menjadi Ekskul Wajib: Menilik Sejarah Pramuka di Indonesia

- 3 April 2024, 06:55 WIB
Ilustrasi ekstrakurikuler pramuka.
Ilustrasi ekstrakurikuler pramuka. /Antara/Agus Bebeng/

Perkindo kemudian menjadi wadah bagi berbagai organisasi kepanduan di Indonesia, termasuk Hizbul Wathan (HW) dari Muhammadiyah, Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) dari Taman Siswa, dan Nationale Padvinders Vereeniging (NPV) yang didirikan oleh orang-orang Indo-Eropa.

Masa Penjajahan dan Perjuangan Kemerdekaan

Pada masa penjajahan Jepang, Perkindo dibubarkan dan digantikan dengan Seinendan. Seinendan merupakan organisasi semi-militer yang bertujuan untuk membantu Jepang dalam perang.

Namun, semangat kepanduan tidak padam. Para pemuda Indonesia tetap aktif dalam kegiatan kepanduan secara diam-diam, bahkan menggunakannya sebagai wadah untuk melatih diri dan mempersiapkan perjuangan kemerdekaan.

Pasca Kemerdekaan dan Lahirnya Pramuka

Setelah kemerdekaan Indonesia, berbagai organisasi kepanduan kembali muncul. Pada tahun 1961, atas prakarsa Presiden Soekarno, beberapa organisasi kepanduan nasional dileburkan menjadi satu, yaitu Gerakan Pramuka.

Perjalanan Pramuka di Era Modern

Sejak didirikan, Pramuka telah mengalami berbagai perubahan dan perkembangan. Pada masa Orde Baru, Pramuka menjadi organisasi wajib bagi semua siswa di Indonesia.

Saat ini, meskipun tidak lagi wajib, Pramuka tetap menjadi organisasi yang populer di kalangan pemuda Indonesia. Pramuka terus berkembang dan beradaptasi dengan zaman, dengan fokus pada pendidikan karakter, kepemimpinan, dan keterampilan hidup.***

Halaman:

Editor: M Hafni Ali


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah