Banyak Pelajar Menyalahgunakan Android saat PJJ, Kasus Pernikahan Dini di Aceh Singkil Meningkat

- 25 Oktober 2020, 12:00 WIB
Kegiatan pembinaan konstruksi pelatihan di SMK Negeri 2 Pangkalpinang, 24 Agustus 2020.
Kegiatan pembinaan konstruksi pelatihan di SMK Negeri 2 Pangkalpinang, 24 Agustus 2020. /

PR BEKASI - Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak Maret 2020 lalu menyebabkan proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) di sekolah ataupun di perguruan tinggi ditiadakan.

Akibatnya, pemerintah menerapkan proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di seluruh wilayah Indonesia, sebagai upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Namun, sejak diterapkannya PJJ, muncul sejumlah fenomena yang kurang mengenakkan. Salah satunya adalah maraknya terjadi kasus pernikahan dini di antara pelajar.

Baca Juga: Jokowi Diminta Copot Menteri yang Tak Loyal, Politikus PDIP: Hati-hati Kudeta, Ingat Sejarah

Kasus pernikahan dini tersebut contohnya terjadi di Kabupaten Aceh Singkil.

Fenoma tersebut telah dibenarkan oleh Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Aceh Singkil, M. Najur.

"Kami ada menemukan kasus pernikahan dini terjadi di kalangan pelajar di Aceh Singkil. Menurut kami, hal ini dipicu karena dampak dari penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ), dengan menyalahgunakan android yang seharusnya untuk penerapan belajar dalam jaringan (daring)," kata M. Najur, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI, Minggu, 25 Oktober 2020.

Baca Juga: Hujan Deras di Bogor, Perumahan di Bekasi Lagi-lagi Terendam Banjir Hingga 1.5 Meter

Oleh karena itu, Najur berharap, Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil melalui Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, segera mengakhiri PJJ dan menerapkan kembali KBM secara tatap muka.

"Berdasarkan kacamata kasus yang kami temukan itu, kami berharap PJJ dapat segera berakhir dan menerapkan KBM tatap muka," ujar Najur.

Najur menambahkan, saat ini banyak desakan dan permintaan dari PGRI Aceh Singkil yang meminta KBM tatap muka segera diberlakukan.

Baca Juga: Gempa Pangandaran Seperti Teror, Warga Priangan Timur Lari ke Luar Rumah Khawatir Tsunami

Selain itu, dia juga meneruskan permintaan para wali murid, karena para orang tua ini mengakui lebih banyak dampak negatif bagi para pelajar itu sendiri.

Sebab, selain para orang tua mengakui  kesulitan di bidang ekonomi, kemampuan mereka saat mendampingi anak belajar menggunakan dunia teknologi (android) sangat terbatas.

Di tempat terpisah, sebelumnya Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Aceh Singkil, Khalilullah, S.Pd mengatakan, pihaknya menyetujui penerapan pembelajaran secara tatap muka, dengan memperhatikan protokol kesehatan. 

Baca Juga: Tulus Jatuh Sakit, Drive in Concert di GBK Hari Ini Terpaksa Dibatalkan

"Pada prinsipnya KBM secara tatap muka kami sangat sependapat," kata Khalilullah.

Akan tetapi, untuk penerapan pembelajaran tatap muka tersebut belum dilaksanakan, karena masih terganjal dengan status zona daerah untuk Aceh Singkil. 

Sementara itu Bupati Aceh Singkil Dulmusrid menyatakan, tidak keberatan apabila KBM tatap muka kembali diaktifkan. Namun, harus dengan sistem zonasi yakni pada kecamatan atau wilayah yang belum terpapar Covid-19.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x