Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Sidang Majelis PTN-BH Bahas Antisipasi Belajar Daring di 2021

- 1 November 2020, 18:58 WIB
Ilustrasi kuliah yang akan kembali digelar di kelas.
Ilustrasi kuliah yang akan kembali digelar di kelas. /Pixabay

PR BEKASI - Sidang Tahunan Majelis Senat Akademik (MSA) Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) digelar secara daring dan luring pada Sabtu, 31 Oktober 2020.

Diketahui, Sidang Tahunan tersebut fokus membahas sejumlah isu termasuk di antaranya persiapan kampus dalam menerapkan sistem belajar jarak jauh pada semester pertama 2021.

Dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara pada Sabtu, 31 Oktober 2020, Ketua MSA PTN-BH periode 2019-2020 Nachrowi menyampaikan, apresiasi dan penghargaan atas persiapan dan pelaksanaan kegiatan.

Ia juga mengungkapkan terkait situasi pendidikan tinggi yang menjadi tantangan bagi Senat Akademik dan bagi pengelola PTN-BH.

Baca Juga: CPNS Kembali Digelar 2021, Tjahjo Kumolo Sampaikan Kritik untuk Instansi Pemerintahan 

“Dampak pandemi diperkirakan masih akan berlangsung hingga semester pertama tahun 2021 sehingga kampus nampaknya masih akan belajar daring hingga tahun depan. Ini menjadi isu yang perlu dibahas, bagaimana perguruan tinggi khususnya PTN-BH menyikapi kondisi tersebut,” kata Ketua Senat Akademik Universitas Indonesia itu.

Nachrowi juga secara khusus meminta perhatian terkait kebijakan Merdeka Belajar: Kampus Merdeka.

Menurutnya, Kampus Merdeka seharusnya bukan saja memfokuskan pada mahasiswa, tapi juga dosen sebagai bagian tidak terpisahkan perlu diperhatikan.

“Dosen di Indonesia ibarat manusia-manusia super, yang diharapkan bisa melaksanakan semua elemen tri dharma perguruan tinggi secara sempurna," katanya.

Baca Juga: Pertama Kalinya Digelar Secara Virtual, ISEF Bukukan Transaksi Hingga Rp5,03 triliun 

"Dalam kenyataannya, dosen itu mempunyai passion yang berbeda-beda. Ada dosen yang bagus mengajar, namun biasa-biasa saja dalam penelitian, atau sebaliknya. Dosen perlu dievaluasi sesuai passion-nya,” katanya, menambahkan.

Sementara, Rektor Unhas Dwia Aries Tina Pulubuhu mengharapkan adanya sinergi dan dukungan MSA bagi pengelola PTN-BH.

Sehingga, pengelola perguruan tinggi dapat melahirkan model-model yang bisa menjadi pionir dan dapat dirujuk oleh perguruan tinggi lain.

“Saat ini kita berada di bawah dua kementerian, yaitu Kemendikbud dan Kemenristek/BRIN. Kita berharap ada jalan yang lebih cepat dengan tingkat kesiapan inovasi yang tinggi. Kita mendorong dosen-dosen dan peneliti untuk aktif melakukan penelitian dengan tingkat kesiapan inovasi yang siap untuk hilirisasi,” kata Dwia.

Baca Juga: Cemari Udara hingga Penurunan Tingkat Kecerdasan, Walhi: BBM Oktan Rendah Berdampak Buruk 

Namun di sisi lain, menurutnya, keterbatasan anggaran masih menjadi isu yang dihadapi perguruan tinggi. Peralatan di laboratorium banyak yang harus diperbaharui.

“Beberapa waktu lalu, Presiden menyampaikan pada pertemuan dengan Forum Rektor PTN untuk membantu hal ini, bahkan memberi peluang kebijakan seperti pengurangan pajak bagi industri yang akan berinvestasi dalam bidang riset,” kata Dwia menambahkan.

Diketahui bahwa delegasi yang hadir dalam Sidang Tahunan ini terdiri dari sebagai berikut.

Universitas Indonesia (15 orang), Universitas Hasanuddin (12 orang), Universitas Sumatera Utara (10 orang), Universitas Diponegoro (11 orang), Institut Teknologi Bandung (8 orang), Institut Teknologi Surabaya (12 orang), Universitas Pendidikan Indonesia (10 orang), Institut Pertanian Bogor (6 orang), Universitas Airlangga (9 orang), Universitas Padjadjaran (7 orang), dan Universitas Gadjah Mada (12 orang).***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah