Indonesia Diklaim Antusias Dukung Mobil Listrik, Subsidi Pemerintah Salah Satu Faktornya

4 Februari 2021, 19:06 WIB
Ilustrasi mobil listrik yang sedang mengisi bahan bakar. /PIXABAY/Joenomias/

PR BEKASI – Studi terbaru bertema 'The Future of Electrified Vehicles in Southeast Asia' yang diselenggarakan oleh Frost & Sullivan menunjukkan bahwa konsumen di seluruh Asia Tenggara menunjukkan antusiasme yang tinggi untuk memiliki kendaraan listrik.

Dari negara-negara ASEAN tersebut, Indonesia menjadi salah satu yang memiliki ketertarikan tertinggi dengan kendaraan listrik.

Antusiasme tersebut sebagian besar didorong oleh kebutuhan yang semakin besar untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan.

Baca Juga: Warga Rembang Digegerkan Kasus Pembunuhan Satu Keluarga, Polisi: Diduga Dianiaya dengan Benda Tumpul

"Filipina, Thailand, dan Indonesia merupakan tiga negara di ASEAN yang condong tertarik dan mendukung kehadiran kendaraan listrik," ujar Associate Partner Senior Vice President Intelligent Mobility Forst & Sullivan Asia Pacific, Viviek Vaidya, melalui forum Nissan FUTURES yang digelar daring, Kamis, 4 Januari 2021.

Vaidya lebih lanjut mengungkapkan, bahwa sebanyak 37 persen dari pengemudi mobil yang disurvei menyatakan bahwa mereka pasti akan mempertimbangkan kendaraan berlistrik.

Hal ini dalam rangka mereka sebagai pembelian mobil berikutnya dalam tiga tahun ke depan, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Baca Juga: Digugat Cerai YouTuber Maell Lee, Intan Ratna Juwita: Saya Temani dari Nol, Tapi Tak Jamin Dipertahankan

Lagi-lagi, responden dari Indonesia, Filipina, dan Thailand menunjukkan pertimbangan pembelian yang paling bersemangat untuk kendaraan listrik.

Riset konsumen di Thailand, Filipina, Indonesia, Malaysia, Vietnam dan Singapura mengungkapkan bahwa hampir dua pertiga (64 persen) responden di seluruh Asia Tenggara mengatakan bahwa mereka lebih bersedia mempertimbangkan kendaraan listrik daripada lima tahun lalu.

Sebanyak 66 persen konsumen di seluruh wilayah percaya bahwa mereka pasti akan mengadopsi mobilitas listrik sebagai bagian dari kehidupan mereka dalam waktu dekat.

Baca Juga: Gunakan Emas dari PT Antam dalam Transaksi di Pasar Muamalah, Zaim Saidi Ambil Untung 2,5 Persen

Vaidya pun mengatakan, bila dibandingkan dengan tahun 2018, di 2020, masyarakat lebih percaya diri dan tidak khawatir untuk mengadopsi kendaraan listrik.

"Temuan kami menunjukkan bahwa konsumen secara umum menghargai keseluruhan pengalaman berkendara dari kendaraan berlistrik, mengingat fitur inovatif dan berteknologi tinggi yang disesuaikan dengan mesin berperforma tinggi," tutur Vaidya.

Selain faktor emosional dan lingkungan yang mempengaruhi kesadaran dan minat, ketertarikan masyarakat akan mobil listrik dipengaruhi dengan adanya program insentif pajak dari pemerintah.

Baca Juga: Soal Relokasi Warga Terdampak Longsor Sumedang, Begini Tanggapan BNPD Jabar

"Seiring waktu, kesadaran lingkungan yang meningkat, biaya pemeliharaan yang lebih rendah untuk kendaraan berlistrik ditambah dengan insentif pajak dan fasilitas pengisian publik dan pribadi yang lebih baik akan menjadi motivator utama bagi konsumen untuk kemungkinan beralih ke kendaraan berlistrik, dan membelinya dalam waktu dekat," katanya.

Sejalan dengan temuan tahun 2018, lebih dari tiga perempat responden penelitian baru-baru ini (77 persen) menunjukkan bahwa manfaat pajak dan pemasangan stasiun pengisian daya di bangunan tempat tinggal (75 persen) adalah insentif 2 teratas bagi mereka untuk beralih ke kendaraan listrik.

Hal ini menunjukkan kebutuhan yang terus berlangsung bagi produsen mobil, pembuat kebijakan, dan pihak swasta untuk berkolaborasi untuk memacu penerapan mobilitas listrik.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler