Dikabarkan Jadi Pesaing TikTok, Zynn Diharapkan Mampu Bertahan di Tengah Ketegangan AS-Tiongkok

8 Juni 2020, 14:04 WIB
APLIKASI Zynn di Apple App Store.* /AFP/

PR BEKASI - Pembuat aplikasi video pendek Tiongkok tengah membuat aplikasi baru, yang disebut untuk meruntuhkan kedigdayaan aplikasi TikTok. Persaingan tersebut berasal dari pendatang baru yang telah mengalami lonjakan popularitas di luar negeri.

Dilansir AFP, Senin 8 Juni 2020, aplikasi video pendek tersebut diketahui bernama Zynn yang dikembangkan oleh Kuaishou dan telah diluncurkan pada Mei 2020.

Aplikasi gratis ini pun menjadi yang paling populer di Apple App Store AS dalam kurun waktu sebulan.

Dengan Zynn, Kuaishou mencoba untuk melengserkan kepopuleran TikTok, yang dikembangkan oleh Bytedance dengan berbasis di Beijing, yang banyak digunakan pengguna di seluruh dunia.

Baca Juga: Pasien Terakhir Dinyatakan Sembuh, Selandia Baru Sapu Bersih Kasus Covid-19 

Juru bicara Zynn, Rocky Zhang mengonfirmasi bahwa Kuaishou ada di belakang aplikasi pemula.

"Zynn adalah produk yang hanya untuk AS dan kami meluncurkan Zynn untuk AS," katanya kepada AFP.

Zhang mengatakan Zynn berencana untuk terus membayar pengguna dalam jangka panjang, tetapi akan beralih ke "pembuat konten" bermanfaat di masa depan, sambil menghasilkan pendapatan melalui iklan.

Zynn dikabarkan hampir serupa dengan TikTok, yang memungkinkan pengguna untuk melihat video pendek pengguna lainnya menari atau melakukan aksi dengan iringan musik yang ceria.

Baca Juga: AS Kembali Tuding Tiongkok Berusaha Perlambat dan Sabotase Pengembangan Vaksin COVID-19 

Akan tetapi Zynn tidak akan sepenuhnya seperti TikTok, dikabarkan Zynn menjanjikan kepada pengguna lebih dari sekadar hiburan.

Zynn yang tidak tersedia di Tiongkok, akan memberikan hadiah kepada pengguna di Amerika Serikat (AS) dan Kanada berupa uang tunai ketika mereka mengundang teman untuk mengunduh aplikasi tersebut sebesar 20 dolar AS (Rp 280.000) per satu undangan, akan tetapi tergantung pada seberapa aktif teman itu menggunakan aplikasi Zynn.

"Ini membutuhkan orang-orang yang peka terhadap insentif keuangan kecil, yang banyak terdapat di daerah pedesaan pedalaman luas Tiongkok," kata pakar teknologi seluler yang berbasis di Shanghai, Matthew Bennan seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com.

Baca Juga: Bintang MMA Conor McGregor Umumkan Pensiun, Presiden UFC Berikan Penghormatan 

Kuaishou dinilai cukup mengambil risiko dalam mengekspor produknya ke Amerika Utara, di mana beberapa aplikasi telah lebih dulu berhasil membangun pasar dengan membayar orang-orang untuk menggunakannya.

"Keberhasilan akan bergantung pada apakah daya tarik utama dari aplikasi ini adalah uang yang akan diperebutkan atau apakah pembayaran 'hanyalah' keuntungan sampingan dari penggunaan Zynn," kata Rui Ma, penasihat teknologi kepada AFP.

Sebagian besar ulasan Zynn terlihat pada sistem hadiah uang tunai, dengan pengulas entah mengeluh perihal tidak bisa menarik hasil tersebut atau berterima kasih atas jumlah yang mereka hasilkan dari aplikasi.

Kuashou dinilai telah memilih waktu yang tepat dalam peluncuran aplikasinya, di mana banyak anak muda terjebak di rumah akibat pandemi Covid-19, kata Man-Chung Cheung, seorang analis di Insider Intelligence.

Baca Juga: Sempat Lolos dari Jerat Pemakzulan, Pakar Sebut Donald Trump Terancam Alami Hal Serupa Saat Ini 

"Akan tetapi dalam jangka panjang, mempertahankan pengguna untuk terus menggunakan aplikasi itu bergantung pada kemampuan perusahaan untuk menarik minat para pengguna," ucap dia.

Bahkan Kuaishou juga harus bersaing dengan meningkatnya ketegangan antara Beijing-Washington, yang mana akan menempatkan perusahaan teknologi Tiongkok di bawah pegawasan dari pemerintah AS.

Para pejabat AS telah memperingatkan bahwa TikTok bisa menjadi alat lain yang dimanfaatkan oleh badan intelijen Tiongkok.***

 
Editor: M Bayu Pratama

Sumber: AFP

Tags

Terkini

Terpopuler