Alibaba Luncurkan Pabrik Digital dengan Konsep New Manufacturing

16 September 2020, 20:19 WIB
Kantor pusat Alibaba di Hangzhou, Provonsi Zhejiang, Tiongkok.* /Reuters/Aly Song

PR BEKASI – Model "New Manufacturing" diluncurkan oleh Alibaba Group Holding Limited untuk pertama kalinya dengan membuka Pabrik Digital Xunxi.

Hal ini dikatakan oleh CEO of Xunxi Digital Technology Company, Alibaba Group, Alain Wu.

Menurutnya dalam sebuah keterangan tertulis, data merupakan hal utama dalam "New Manufacturing" dan memperoleh data insights untuk mendapatkan peluang dari pergeseran preferensi konsumen dari produksi massal menjadi barang terpersonalisasi.

Baca Juga: Simpan Stok Frozen Food, Ternyata Ini Manfaatnya yang Bisa Jadi Alternatif

"'New Manufacturing' melengkapi produsen tradisional dengan kecerdasan dan teknologi, agar mereka dapat bergerak menuju model yang lebih terinformasi dan cerdas untuk melakukan proses produksi berdasarkan permintaan konsumen," katanya, Rabu, 16 September 2020, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

"Hal ini akan membantu para produsen tradisional untuk meningkatkan profitabilitas dan mengelola inventori, serta tetap dapat memenuhi kebutuhan untuk mempersonalisasi produk," ujar Wu.

Didukung oleh infrastruktur dan IoT (Internet of Things) Alibaba Cloud, pabrik yang berbasis di Hangzhou itu menawarkan rantai pasokan manufaktur terdigitalisasi dari hulu-ke hilir, membuat proses produksi dapat disesuaikan dan didorong oleh permintaan pelanggan.

Baca Juga: Anggota DPR Sebut Tak Masalah Jika Kominfo Menggunakan Influencer untuk Sosialiskan Kebijakan Negara

Hal ini memungkinkan para pelaku bisnis mikro untuk mendapatkan manfaat dari digitalisasi pasar manufaktur China melalui kemampuan untuk merespons perubahan kebutuhan pelanggan yang terus berubah.

Peluncuran "New Manufacturing" juga menjadi tonggak sejarah baru dalam implementasi strategi Lima Kebaruan (Five New) Alibaba, yang pertama kali diperkenalkan oleh Jack Ma pada 2016, terdiri dari New Retail, New Manufacturing, New Finance, New Technology, dan New Energy.

Pada tahap awal, industri pakaian sektor dengan siklus produksi yang panjang dan level penyimpanan yang tinggi, yang terus menjadi tantangan bagi perusahaan besar maupun kecil -- menjadi titik mula dari Xunxi.

Baca Juga: Desak Pemerintah Sesuaikan Harga Swab Test, Jansen Sitindaon: Tes Adalah Kunci Deteksi Corona

Teknologi, seperti real-time resourcing, perencanaan proses dan biaya, sistem logistik in-house yang terotomatisasi, dan sistem operasi manufaktur Xunxi, memungkinkan pabrik memproduksi pemesanan dalam batch kecil dengan biaya terjangkau.

Di samping itu, dapat juga membuat waktu pengantaran yang lebih singkat, sehingga efisiensi produksi disebut dapat meningkat dari 25 persen menjadi rata-rata 55 persen.

Selain itu, model prediksi tren dan penjualan Xunxi, bersama platform desain produk terintegrasi yang dilengkapi dengan artificial intelligence, menawarkan pengetahuan mengenai preferensi pembeli.

Baca Juga: Hanguskan 4,5 Juta Hektare Lahan, Kebakaran Hutan Terbesar di AS Hancurkan Ribuan Rumah

Peningkatan alur informasi ini disebut dapat mengurangi biaya riset dan pengembangan, dan membantu bisnis berpacu mencapai peluang dalam personalisasi bagi pelanggan dalam era digital.

Kedepannya, Xunxi berkomitmen membantu para pengguna untuk menekan level inventori lebih jauh, juga meningkatkan efisiensi dan level kostumisasi, yang juga dapat diimplementasikan di sektor lain selain sektor fesyen dan pakaian yang menjadi fokus saat ini.

"Kami berharap dapat belajar dari dan bermitra dengan rekan-rekan industri untuk membangun ekosistem "New Manufacturing" bersama." kata Wu menambahkan.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler