Cek Fakta: Kandungan Aluminum Dalam Vaksin Covid-19 Dikabarkan Dapat Sebabkan Kerusakan Otak

27 Januari 2021, 20:35 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19. /PIXABAY/

PR BEKASI - Beredar narasi di media sosial yang mengklaim bahwa kandungan aluminium di dalam vaksin Covid-19 dikabarkan dapat sebabkan kerusakan otak.

Namun berdasarkan penelusuran fakta yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Jabar Saber Hoaks, Rabu, 27 Januari 2021, narasi yang mengklaim alumunium di dalam vaksin Covid-19 dapat sebabkan kerusakan otak adalah keliru atau hoaks.

Narasi tersebut beredar melalui media sosial Facebook dan diunggah oleh akun Rahayu Lestari dengan narasi lengkap seperti berikut:

Baca Juga: Gunung Merapi Semburkan 36 Kali Guguran Awan Panas dengan Jarak Luncur hingga 500-3000 Meter

"Bahayanya vaksin dgn kandungan virus yang dibantu alumunium langsung menuju otak (buku teks kedokteran mengakui hal ini.)"

Namun apakah benar kandungan aluminum dalam vaksin Covid-19 bisa merusak otak kita? Mari kita simak faktanya.

Profesor dan Peneliti Kimia Farmasi Universiti Putra Malaysia Bimo A. Tejo menyampaikan, walaupun virus yang menyerang otak memang ada, tetapi bukan karena vaksin ataupun kandungan alumunium.

Baca Juga: Tiba-Tiba Ajak Anak Muda Tinggal di Desa, Ridwan Kamil Janjikan Rezeki Kota dan Bisnis Mendunia

"Semua vaksin yang sudah mendapat izin edar berarti sudah lolos uji klinis," ucapnya.

Bimo mengatakan bahwa kandungan garam aluminium dalam vaksin kecil sekali, selain itu juga tidak ada bukti valid yang menyebut vaksin yang mengandung alumunium bisa menyerang otak.

"Selain itu vaksin yang akan beredar juga harus mendapat izin dari badan pom masing-masing negara dan biasanya yang menjadi rujukan untuk mendapat izin edar adalah FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan) AS karena di sana persyaratannya sangat ketat," tuturnya.

Baca Juga: Kasus Positif Tembus Satu Juta, Prof. Zubairi Djoerban Ajak Masyarakat Berefleksi

"Jadi semua vaksin aman, bahkan kandungannya bisa kita lihat dengan jelas di website CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS)," sambungnya.

Garam aluminium, seperti aluminium hidroksida, aluminium fosfat, dan aluminium kalium sulfat telah digunakan dengan aman dalam vaksin selama lebih dari 70 tahun.

Garam aluminium awalnya digunakan pada tahun 1930-an, 1940-an, dan 1950-an dengan vaksin difteri dan tetanus setelah ditemukan bahwa garam aluminium memperkuat respons kekebalan tubuh terhadap vaksin ini.

Baca Juga: Sri Mulyani Yakin Dana Wakaf Bisa Bantu Pembangunan, Hidayat Nur Wahid: Ironi, Dana Umat Ingin Dihimpun

Beberapa vaksin lain yang menggunakan aluminium sebagai Adjuvan adalah vaksin Anthrax, vaksin Hepatitis A, Hepatitis B dan vaksin Difteri.

Disebutkan juga, penggunaan aluminium di vaksin pada manusia relatif kecil yakni sekitar 0,2 sampai 0,8 miligram.

Sebagai perbandingan manusia dewasa biasanya mengonsumsi aluminium tujuh hingga sembilan miligram setiap harinya. Aluminium sendiri terkandung dalam beberapa makanan dan minuman termasuk buah, sayuran, tepung, produk susu, bir hingga wine.

Baca Juga: Nathalie Holscher Keguguran, Begini Tanggapan Sule dan Oma Hetty

Vaksin berisi berbagai antigen antara lain antigen, stabilizer, adjuvan, antibiotik, pengawet.

Ajuvan ditambahkan dalam vaksin untuk merangsang pembentukan antibodi terhadap antigen dalam vaksin secara lebih efektif.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Jabar Saber Hoaks

Tags

Terkini

Terpopuler