Cek Fakta: Baru di Era Jokowi, Keturunan Tionghoa Dikabarkan Boleh Jadi Polisi

- 11 Desember 2020, 15:22 WIB
Karopaminal Divpropam Polri Brigjen Pol Hendra Kurniawan (kanan) bersama Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman (kiri).
Karopaminal Divpropam Polri Brigjen Pol Hendra Kurniawan (kanan) bersama Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman (kiri). /ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO

Beredar narasi di media sosial tentang polisi yang baru dilantik berasal dari keturunan Tionghoa.
Beredar narasi di media sosial tentang polisi yang baru dilantik berasal dari keturunan Tionghoa. Facebook Reinaldy

“Baru dilantik jadi Jenderal
Hendra kurniawan
Keturunan Tioghoa
Umur 46 th
Sebentar lagi Aseng ini jadi Kapolri di Karbit jadi Bintang Silangit oleh Jokowi.
Sesuatu yg diTABU DAN DILARANG OLEH PARA PAHLAWAN BANGSA INI SEJAK DULU.
Keturunan Tionghoa yg selalu jadi musuh bangsa ini sejak dahulu sebelum kemerdekaan dan setelah kemerdekaan !
Sejak dulu diatur dlm UUD 45 dan Pancasila keturunan Aseng dan asing diHARAMKAN menjadi PEJABAT PUBLIK Apalagi menjadi APARATUR NEGARA !!
Itu jelas DILARANG Oleh para pendiri kemerdekaan bangsa ini
Tapi kenapa diera JOKOWI justru membesarkan mereka, bahkan memberi posisi STRATEGIS
Ini ada apa ?
Waspadalah
INDONESIA !.”

Baca Juga: Dekati Tengah Malam, Kapolda Banten dan Karopenmas Humas Polri Resmi 'Dicopot' Kapolri

Melalui hasil penelusuran tim cek fakta, memang benar orang dalam foto tersebut merupakan Brigjen Hendra Kurniawan, Karopaminal Divpropam Polri yang baru saja dilantik dari Kombes ke Brigadir Jenderal Polisi.

Namun keturunan Tionghoa yang menjadi polisi nyatanya sudah ada sejak era orde lama, di zaman awal kemerdekaan, polisi atau militer yang berketurunan Tionghoa bukanlah hal yang aneh.

Pada era 1960-an, persentase perwira TNI dari Tionghoa sama dengan persentase jumlah penduduk Tionghoa di Indonesia saat itu, sekitar 2-3 persen.

Hal tersebut juga dijelaskan Iwan Ong Santosa, penulis buku Tionghoa dalam Sejarah Kemiliteran.

Baca Juga: Terkejut Dengar Kesaksian Kondisi Tubuh Laskar FPI yang Tewas, DPR Minta Adakan Rapat Tambahan

“Bahkan sampai tahun 70an, 80an di beberapa daerah seperti di Bangka Belitung biasa saja,” kata Iwan Ong.

Ditarik lebih ke belakang, jumlah personil militer di tahun 60an bisa mencapai ratusan orang “karena kebutuhan personel untuk konfrontasi Trikora, Dwikora cukup banyak.”

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Turn Back Hoax


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah